Sabtu, 12 Maret 2016

Objek Wisata Pantai Taman Manalusu Garut Jawa Barat


Objek Wisata Pantai Taman Manalusu Garut Jawa Barat Taman Laut Pantai Manalusu  Garut berada di Cikelet kurang lebih punya jarak 12 km dari Pantai Santolo Garut. Kali ini blog Pantai Laut Manalusu akan memberikan review tentang keindahan pasir putih dan ombak yang indah dan cantik di wilayah ini.

Sebuah tempat yang sunyi jauh dari hiruk pikuk kota dengan suasana alam yang indah , hamparan pasir laut, gugusan karang yang terjal di sepanjang pantai adalah daya tarik yang ditawarkan oleh obyek wisata Taman Laut Pantai Manalusu.

Obyek wisata ini terletak di sebelah selatan Kota Garut dengan jarak kurang lebih 96 km atau dapat ditempuh dengan waktu 4 jam perjalanan. Kegiatan yang bisa di lakukan oleh wisatawan diantaranya menikmati biota laut, berkemah dan menikmati hidangan makanan laut (Sea Food)

Untuk sampai ke pantai ini melewati jalur kota pameungpeuk-cikelet, jalannya lumayanlah. Tapi pemandangannya luar biasa. Viewnya keren dgn semeliwir angin laut yang berhembus kencang. Kalau mau ke pantai ini lebih baik pakai kendaraan pribadi, motor/mobil karena angkutan ada tapi susah.

Pantai manalusu lumayan bersih dgn pasir putih yg membentang ke barat, sedangkan di sisi lain pantai karang. Suasana disini sangat sepi, mungkin hari sabtu pas datangnya kesini. Hanya ada beberapa pengunjung yang bermain di pinggir pantai. Di bibir pantai banyak bersandar perahu nelayan.
Untuk masuk ke pantai ini tidak perlu mengeluarkan biaya, gratis. Kondisi pantai yg tidak terawat, bahkan terabaikan oleh pemkab Garut. Ada sisa-sisa dari pembangunan oleh pemkab garut yg sekarang terbengkalai. Padahal pantai ini berpotensi besar buat menjadi primadona destinasi wisata pantai selatan Garut.

Walaupun ada wacana akan berpisahnya Garut Selatan dari Kabupaten Garut akan tetapi semua itu baru sekadar wacana, karena sepertinya baik Garut Utara maupun Garut Selatan belum siap untuk menjadi Kabupaten yang berdiri sendiri, lihat saja ada apa di Garut Utara ? Sangat minim lokasi wisata di tempat tersebut apalagi Hotel dan Penginapan.

Objek Wisata Garut Situ Bagendit

Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Situ Bagendit merupakan objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi disebelah utara berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipicung, disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamukti.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Situ Bagendit ini antara lain menikmati pemandangan, mengelilingi danau dengan menggunakan perahu atau rakit. Para pengunjung juga dapat melakukan kegiatan rekreasi keluarga, menikmati pemandangan serta kegiatan bersepeda air.
Objek wisata ini dikelola oleh Bapak Ajan Sobari dengan status kepemilikan berada di tangan pemerintah daerah yang kewenangannya dilimpahkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut dan pihak swasta yaitu Bapak Adang Kurnia. Berdasarkan perda no. 11 tahun 2001 harga masuk tiket ke kawasan ini Rp. 1.000/orang untuk dewasa dan Rp. 500/orang untuk anak-anak.
Aspek Khusus
Objek dan daya tarik wisata alam Situ Bagendit memiliki kualitas lingkungan, kebersihan dan bentang alam dalam kondisi yang baik. Bangunan-bangunan yang terdapat di kawasan, baik yang permanen maupun semi permanen, dalam kondisi terawat baik. Di kawasan ini terdapat pencemaran sampah dan vandalisme berupa coretan di bangunan dan pohon. Visabilitas di kawasan ini sedikit terhalang, tingkat kebisingan yang sedang dan terdapat rambu iklan.
Fasilitas yang tersedia di kawasan ini yaitu penyewaan 60 buah rakit dengan tarif Rp.25.000/15 menit, 11 buah sepeda air dengan tariff Rp.10.000/15 menit yang dalam kondisi yang baik. Terdapat pula beberapa bangku taman dan 6 buah shelter yang disewakan untuk pengunjung dengan harga Rp.3.000/jam. Terdapat juga kereta api mini dengan tarif Rp.2.000 dan kolam renang dikawasan Situ Bagendit ini. Suasana di kawasan objek wisata ini tergolong cukup nyaman dikarenakan pembangunannya sudah direncanakan dengan baik oleh dinas pariwisata namun masih juga terdapat kios liar dan pedagang kaki lima yang dengan sembarangan menggelar barang dagangan mereka sehingga tingkat visabilitas di kawasan tersebut menjadi sedikit terhalang.Objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini beroperasi pukul 07.00-17.00. Kondisi bangunan yang terdapat di kawasan ini dalam kondisi yang baik dengan jenis material bangunan permanen dan semi permanen dalam tata ruang yang cukup baik dikarenakan pembangunan di kawasan Situ Bagendit ini sudah direncanakan dengan baik. Dikawasan objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini kualitas lingkungan, kebersihan dan bentang alamnya dalam kondisi yang baik.di kawasan ini terdapat pencemaran sampah dan vandalisme berupa coretan di bangunan dan pohon yang disebabkan oleh pengunjung.Visabilitas di kawasan ini sedikit terhalang, tingkat kebisingan yang sedang dan sedikit terdapat rambu iklan.
Sumber daya listrik di kawasan ini berasal dari PLN dengan voltase 220 volt dan distribusi yang cukup. Sumber daya air bersih di kawasan ini berasal dari sumur dan PDAM dengan kualitas air yang jernih, rasa air yang tawar, dan bau air yang normal. Terkadang terdapat kendala pemanfaatan air di kawasan Situ Bagendit yaitu apabila musim kemarau air disekitarnya menyurut. Sistem pembuangan limbah di kawasan ini yaitu melalui septic tank, selokan dan melalui sistem irigasi. Kawasan wisata Situ Bagendit ini juga memiliki sistem komunikasi berupa telepon dalam jumlah yang kurang memadai. Terdapat pula jalan setapa dikawasan Situ Bagendit ini yang panjangnya ?b 50m. di depan kawasan Situ Bagendit terdapat tempat parkir dengan luas 1400 m2 dengan daya tampung 30 bus, 60 kendaraan pribadi dan 180 kendaraan bermotor dalam kondisi yang cukup baik dengan lapisan permukaan berupa tanah, namun vegetasi peneduhnya kurang memadai. Terdapat sebuah pos tiket yang juga berfungsi sebagai pintu masuk dalam kondisi yang cukup baik.terdapat pula sebuah toilet umum dalam kondisi bangunan dan kebersihan yang cukup. Dikawasan ini terdapat taman bermain dengan vegetasi peneduh dan dalam kondisi yang cukup. Terdapat tempat ibadah berupa Mushola dan juga terdapat 10 buah tempat sampah dikawasan wisata Situ Bagendit.
Aksesibilita
Jarak kawasan wisata Situ Bagendit ini dari pusat kota Garut yaitu 4 km. Terdapat angkutan umum berupa angkot jurusan Terminal Guntur-Kp.Mengger dan Garut-Limbangan dengan tarif Rp.1.500 dan ojeg dengan tariff Rp.2.000.Kualitas pemandangan dan tingkat keamanan sepanjang jalan di kawasan objek dan daya tarik wisata ini cukup baik.jumlah karyawan di objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini yaitu 6 orang. Pengunjung yang berkunjung ke objek wisata ini perbulannya mencapai 400-600 orang. Pengunjug tersebut biasanya berasal dari Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor,Bandung dan Jakarta.

Objek Wisata Candi Cangkuang Garut Jawa Barat

CANDI CANGKUANG GARUT JAWA BARAT
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles,Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.
Candi Cangkuang Tampak Depan
Candi Cangkuang Tampak Belakang
Lokasi
Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur. Nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Kata 'Cangkuang' sendiri adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus), yang banyak terdapat di sekitar makam, Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur Kampung Pulo. Daun cangkuang dapat dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus. Cagar budaya Cangkuang terletak di sebuah daratan di tengah danau kecil (dalam bahasa Sunda disebut situ), sehingga untuk mencapai tempat tersebut melalui jalur utama, pengunjung harus menyeberang dengan menggunakan rakit. Aslinya Kampung Pulo dikelilingi seluruhnya oleh danau, akan tetapi kini hanya bagian utara yang masih berupa danau, bagian selatannya telah berubah menjadi lahan persawahan. Selain candi, di pulau itu juga terdapat pemukiman adat Kampung Pulo, yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya.[1]
Candi Cangkuang terdapat di sebuah pulau kecil yang bentuknya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha. Pulau kecil ini terdapat di tengah danau Cangkuang pada koordinat 106°54'36,79" Bujur Timur dan 7°06'09" Lintang Selatan. Di Wikimapia [1]. Selain pulau yang memiliki candi, di danau ini terdapat pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil.
Lokasi danau Cangkuang ini topografinya terdapat pada satu lembah yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur - utara, Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di timur selatan, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah barat-utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m l.b.l.) di sebelah utara.
Sejarah
Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita berdasarkan laporan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893 mengenai adanya sebuah arca yang rusak serta makam kuno di bukit Kampung Pulo, Leles. Makam dan arca Syiwayang dimaksud memang diketemukan. Pada awal penelitian terlihat adanya batu yang merupakan reruntuhan sebuah bangunan candi.[1] Makam kuno yang dimaksud adalah makam Arief Muhammad yang dianggap penduduk setempat sebagai leluhur mereka. Selain menemukan reruntuhan candi, terdapat pula serpihan pisau serta batu-batu besar yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman megalitikum. Penelitian selanjutnya (tahun 1967 dan 1968) berhasil menggali bangunan makam.
Walaupun hampir bisa dipastikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Hindu (kira-kira abad ke-8 M, satu zaman dengan candi-candi di situs Batujayadan Cibuaya?), yang mengherankan adalah adanya pemakaman Islam di sampingnya.
Pada awal penelitian terlihat adanya batu yang merupakan reruntuhan bangunan candi dan di sampingnya terdapat sebuah makam kuno berikut sebuah arca Syiwa yang terletak di tengah reruntuhan bangunan. Dengan ditemukannya batu-batu andesit berbentuk balok, tim peneliti yang dipimpin Tjandrasamita merasa yakin bahwa di sekitar tempat tersebut semula terdapat sebuah candi. Penduduk setempat seringkali menggunakan balok-balok tersebut untuk batu nisan.
Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti melakukan penggalian di lokasi tersebut. Di dekat kuburan Arief Muhammad peneliti menemukan fondasi candi berkuran 4,5 x 4,5 meter dan batu-batu candi lainnya yang berserakan. Dengan penemuan tersebut Tim Sejarah dan Lembaga Kepurbakalaan segera melaksanakan penelitian didaerah tersebut. Hingga tahun 1968 penelitian masih terus berlangsung. Proses pemugaran Candi dimulai pada tahun 1974-1975 dan pelaksanaan rekonstruksi dilaksanakan pada tahun 1976 yang meliputi kerangka badan, atap dan patung Syiwa serta dilengkapi dengan sebuah joglo museum dengan maksud untuk dipergunakan menyimpan dan menginventarisir benda-benda bersejarah bekas peninggalan kebudayaan dari seluruh Kabupaten Garut. Dalam pelaksanaan pemugaran pada tahun 1974 telah ditemukan kembali batu candi yang merupakan bagian-bagian dari kaki candi. Kendala utama rekonstruksi candi adalah batuan candi yang ditemukan hanya sekitar 40% dari aslinya, sehingga batu asli yang digunakan merekonstruksi bangunan candi tersebut hanya sekitar 40%. Selebihnya dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir dan besi.
Candi Cangkuang merupakan candi pertama dipugar, dan juga untuk mengisi kekosongan sejarah antara Purnawarman dan Pajajaran. Para ahli menduga bahwa Candi Cangkuang didirikan pada abad ke-8, didasarkan pada tingkat kelapukan batuannya, serta kesederhanaan bentuk (tidak adanya relief).
Bangunan Candi
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
Tubuh bangunan candi bentuknya persegi empat 4,22 x 4,22 m dengan tinggi 2,49 m. Di sisi utara terdapat pintu masuk yang berukuran 1,56 m (tinggi) x 0,6 m (lebar). Puncak candi ada dua tingkat: persegi empat berukuran 3,8 x 3,8 m dengan tinggi 1,56 m dan 2,74 x 2,74 m yang tingginya 1,1 m. Di dalamnya terdapat ruangan berukuran 2,18 x 2,24 m yang tingginya 2,55 m. Di dasarnya terdapat cekungan berukuran 0,4 x 0,4 m yang dalamnya 7 m.
Di antara sisa-sisa bangunan candi, ditemukan juga arca (tahun 1800-an) dengan posisi sedang bersila di atas padmasana ganda. Kaki kiri menyilang datar yang alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi (nandi) yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala nandi ini, para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha. Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga.
Keadaan arca ini sudah rusak, wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang. Lebar wajah 8 cm, lebar pundak 18 cm, lebar pinggang 9 cm, padmasana 38 cm (tingginya 14 cm), lapik 37 cm & 45 cm (tinggi 6 cm dan 19 cm), tinggi 41 cm.
Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 40%-an. Oleh sebab itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belumlah diketahui.
Candi ini berjarak sekitar 3 m di sebelah selatan makam Arif Muhammad/Maulana Ifdil Hanafi.

Senin, 07 Maret 2016

Objek Wisata Ciburuy Garut Jawa Barat

SKW  :  Papandayan
Kecamatan   Bayongbong
Jenis Wisata  :  Budaya
Daya Tarik  :  Kampung Adat   

 

Lingkungan Alam Fisik

Situs Ciburuy yang terletak di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, merupakan situs peninggalan jaman Prabu Siliwangi yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Prabu Kian Santang. Pada zaman dahulu tempat ini oleh Prabu Kian Santang digunakan sebagai arena pertarungan dengan jawara-jawara di pulau jawa. Awal mula tempat ini dijadikan tempat pertarungan karena pad a suatu hari Prabu Kian Santang menemukan sebuah keris dan beliau mendapat amanat untuk menancapkannya pada sebuah batu sehingga dari batu tersebut keluarlah air, lalu beliau disuruh mengikatkan keris terse but pada sorbannya lalu keris tersebut dihanyutkan hingga keris terse but berhenti. Di tempat keris berhenti tersebutlah Prabu Kian Santang akan mendapatkan lawannya. Pada suatu saat Prabu Kian Santang sedang mengadakan pertarungan di daer9h tersebut tetapi tidak ada satupun lawannya yang dapat mengalahkan Prabu Kian Santang, hingga pada suatu saat datanglah utusan Sayyidina Ali yaitu H. Mustafa untuk melawan Prabu Kian Santang. Akhirnya Prabu Kian Santang dapat dikatahkan. Setelah Prabu Kian Santang dikalahkan, H Mustafa memberikan amanat kepada beliau untuk pergi ke Tanah Suci bertemu dengan Sayidina Ali dan senjata-senjata Prabu Kian Santang ditinggalkan di Ciburuy. Peninggalan sejarah yang terdapat di situs Ciburuy ini antara lain keris, bende (Ionceng yang terbuat dari perunggu), kujang (senjata Prabu Siliwangi), trisula, tombak, dan tulisan jawa kuno yang ditulis Prabu Kian Santang di atas daun nipah dan daun lontar. Masyarakat sekitar seGara rutin mengadakan upacara pencucian keris yang dilaksanakan setiap 1 Muharam. Di kawasan situs Ciburuy juga terdapat larangan berupa pantangan dimana setiap hari jumat dan hari sabtu tidak boleh seorangpun memasuki kawasan Situs Ciburuy.

Adapun batas administrasi dari Situs Ciburuy adalah sebagai berikut:
     Utara     : Desa Bayongbong dan Desa Ciburuy
     Timur     : Desa Bayongbong
     Selatan     : Desa Cinta Nagara
     Barat     : Desa Cinta Nagara

Somber daya listrik kawasan Situs Ciburuy ini be rasa I dari PLN dengan kapasitas 450 watt dan voltase 220 volt serta distribusi yang baik. Sumber air bersih di kawasan tersebut berasal dari mata air dengan kualitas air yang jemih, rasa air yang tawar dan bau air yang normal. Tidak terdapat alat komunikasi di kawasan Situs Ciburuy ini.
Visabilitas di kawasan situs Ciburuy sedikit terhalang oleh pemukiman penduduk, namun tingkat kebisingan di kawasan tersebut tergolong rendah dan tidak terdapat rambu iklan.
Aktivitas yang bisa dilakukan di objek tersebut yaitu wisata ziarah, penelitian kebudayaan dan melihat benda-benda peninggalan sejarah. Adapun pengunjung yang datang ke kawasan Situs Ciburuy ini antara lain berasal dari Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Bogor dan Garut.
Aspek legalitas dan kebijakan masih dalam proses pengaturan Pemda Kabupaten Garut, begitupun pengelolaannya masih bersifat sementara di bawah pengawasan aparat setempat.

Aspek Khusus

Di kawasan tersebut belum terdapat fasilitas akomodasi, apabila pengunjung ingin bermalam dapat menginap di Pondok Wisata Kondang Sari yang terdapat di Kecamatan Bayongbong dengan jarak 5 km, sedangkan untuk rumah makan berada di Jalan Raya Bayongbong.

Aksesibilitas

Untuk mencapai situs Ciburuy dapat menggunakan berbagai jenis kendaraan baik angkutan umum maupun mobil pribadi dengan kondisi jalan relatif cukup. Namun demikian, angkutan umum dan ojeg hanya mencapai 200 - 300 m sebelum pintu masuk kawasan. Jarak kawasan dari Kabupaten Garut sejauh 12 km.
Biaya yang diperlukan untuk angkutan umum Rp. 1000,- dan ojeg berkisar antara Rp. 5000,- sampai Rp. 7000,-. Waktu tempuh menuju kawasan dari Kota Garut berkisar antara 45 menit, dan waktu tempuh dari jalan akses berupa jalan tanah dapat ditempuh dalam waktu 25 menit.
Panjang jalan akses untuk rnenuju ke Situs Ciburuy ? 2 km dengan lapisan permukaan jalan berupa tanah, dan jarak Situs Ciburuy dari jalan kabupaten adalah ? 4 km dengan lapisan permukaan jalan berupa aspal. Kualitas jalan menuju kawasan dari Kabupaten Garut dalam kondisi cukup baik, sedangkan kondisi jalan akses berupa jalan tanah tergolong tidak baik atau rusak.
Pelayanan kesehatan di kecamatan ini diperoleh dari 1 buah
puskesmas utama dengan 3 orang dokter, 6 orang perawat, dan 5 orang bidan, dan 3 puskesmas pembantu 2 orang perawat. Untuk praktek dokter umum terdapat 4 buah serta 2 apotik.

Selasa, 14 Juli 2015

Wisata Talaga Bodas Garut Jawa Barat

Gunung Talagabodas adalah sebuah gunung berapi non aktif yang sebenarnya terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Gunung tersebut terletak lebih kurang 28 km dari Garut Kota, dengan ketinggian mencapai 2201 mdpl.  Adapun ketinggian danau/kawahnya adalah 1740 mdpl. Bagi mereka yang sudah berkunjung ke Kawah Putih Ciwidey, Bandung Selatan. Bila melihat danau di Gunung Talagabodas dipastikan akan merasa seperti “de javu“. Serupa tapi tak sama.  Hanya, danau di Talagabodas lebih luas.

Lokasi wisata yang bisa dikunjungi sebenarnya tidak hanya kawah, tetapi juga ada sumber mata air panas di tiga lokasi. Khusus, untuk lokasi mata air Pancuran Tujuh hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.  Karena sepeda atau kendaraan bermotor harus parkir lebih kurang 1 km dari lokasi.  Selanjutnya berjalan kaki menembus kerimbunan hutan. Di Pancuran Tujuh, Anda bisa mandi dengan air belerang panas ditujuh sumber mata air. Sedikit berbau mistis dan tahayul, karena di tangkai-tangkai pohon bergantungan aneka pakaian dalam!  Di lokasi kawah/Curug Tujuh sarana dan prasarana cukup lengkap. Warung kecil dengan mushola yang cukup besar dan bersih telah tersedia.

http://inigarutku.blogspot.com/
Untuk tiba di Kawah Gunung Talagabodas dapat ditempuh langsung dengan truk/pick up atau digowes langsung sejauh 13 km menuju Kecamatan Wanaraja melalui jalan hotmix mulus.  Atau bagi Anda yang berasal dari arah Bandung, dari Jalan Cagak Nagreg langsung menuju Kecamatan Limbangan.  Sekitar 2 km dari Pasar Kecamatan Limbangan, akan bertemu dengan pertigaan yang dinamakan Sasak Beusi.  Di sana ada petunjuk menuju ke arah Cibatu (Garut).  Dari Sasak Beusi ke pasar Kecamatan Cibatu kurang lebih 8 km. Terus lurus terus melewati rel kereta api jalur selatan menuju Kecamatan Wanaraja sejauh 8 km.

Dari Alun-alun Wanaraja, Gunung Talagabodas berjarak 13 km.  Untuk para pecinta uphill  jarak tersebut bisa ditempuh sekitar 1,5-2,5 jam. Namun untuk para pecinta KONA (komunitas ogah nanjak) bisa langsung diloading sampai kawah Talagabodas sekitar 0,5 jam. Kondisi jalannya relatif bagus dan hanya rusak justru di 4 kilometer awal dari alun-alun Wanaraja.  Selanjutnya, jalan relatif rata bahkan hotmix sejauh 4 km setelah SD Sindang Ratu.

Untuk Anda yang senang bersepeda cross country, setelah bernarsis ria di danau/kawah Talagabodas bisa langsung ngebut di turunan ke tengah hutan belantara Gunung Talagabodas.  Harap hati-hati karena ada beberapa jalan tikus yang cukup merepotkan bila salah jalan. Treknya relatif ringan, dengan sedikit ekstrim dibeberapa bagian (dirusak motocross, jalur “dicangkul” plus jalan air).  Namun, dengan sedikit teknik dan skill, sepeda tetap bisa “gowesable“.  Tentunya dengan catatan, bila ragu-ragu lebih baik TTB.  Hutan tropisnya relatif masih virgin akar dan besarnya pohon yang berusia puluhan dan mungkin ratusan tahun, menciptakan kanopi yang sangat rapat.  Sehingga, sinar matahari pun hanya sedikit yang bisa menembusnya.

Setelah menempuh jalur di tengah hutan sejauh 4 km yang biasanya ditempuh selama 30 menit, jalur berganti dengan turunan aspal sejauh 1 km. Kemudian tembus ke hutan pinus dan perkebunan kentang, single trek tanah sejauh 3 km. Selanjutnya, tanjakan pendek tapi curam dan tembus ke kebun palawija di bukit Gunung Sadahurip.  Jalur masih berupa single track tanah, turunan dengan sedikit tanjakan. Silih berganti di tengah kebun kentang, jagung, cabe rawit dan tomat. Untuk rehat dan narsis bisa dilakukan di kaki Gunung Sadahurip ( yang pernah dihebohkan ada pyramid lebih tua dari pyramid di Mesir) atau di atas Bukit Batu Rahong yang berupa susunan batu granit yang sangat menggoda.  Suasana pemandangan amat sangat indah, sejuk dan asri.  Sejauh mata memandang adalah birunya langit (kalau gak mendung :)) dan bukit dan lembah yang hijau.  Bila, mempunyai waktu cukup.  Silakan langsung mendaki Puncak Gunung Sadahurip,dari puncaknya Anda bisa melihat kota Garut, Tanjakan Nagreg, Situ Bagendit dan Situ Cangkuang.

Perjalanan bisa digowes lanjut dengan kondisi jalan makadam, turunan.  Lanjut single track tanah ke hutan bambu, turunan tajam.  Melewati jembatan bambu dengan jurang yang cukup dalam.  Selanjutnya sepeda TTB sejauh 100 meter, dan lanjut turunan sempit. Di kanan tebing, di kiri jurang 2-3 meteran. Tembus lagi ke hutan bambu, tentunya  dengan pemandangan yang tetap cantik. Offroad berakhir di SD Cicapar.  Langsung turunan beton sejauh 2 km, dan jalan macadam jahanam sejauh 1 km. Disambung turunan beton lagi sejauh 2 km campur aspal rusak.  Finish di Pasar Kecamatan Sukawening lebih kurang 17 km dari Garut kota.  Dari sini bisa digowes langsung ke Garut kota sekitar 1 jam atau langsung loading lagi.  Total turunan offroad dari Kawah Talagabodas sampai pasar Sukawening sekitara 13 km..

Wisata Taman satwa Cikembulan Kadungora Garut Jawa Barat

Taman satwa Cikembulan, memiliki berbagai macam satwa, salah satu yang menjadi Favorit wisatawan yaitu: Macan Tutul Jantan, saat ini Kebun Binatang Cikembulan memiliki sekitar kurang lebih 214 Spesies, termasuk Harimau Sumatera. Selain Kebun Binatang Cikembulan juga menyediakan pemancingan bagi pengunjung yang suka memancing. Taman Satwa Cikembulan merupakan salah satu alternatif lain apabila Anda merencanakan berlibur ke Garut. Terletak sekitar 16 km dari pusat kota, atau 10 km sebelah Utara Tarogong, arah jalan menuju Bandung, tepatnya berlokasi di Kampung Jati Desa Cikembulan Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.
Wisata Taman satwa Cikembulan Kadungora Garut Jawa BaratKebun Binatang ini dinamai Kebun Binatang Cikembulan, karena area kebun binatang ini berada di Desa Cikembulan, Kecamatan Kadungora, Kab. Garut. Dan Lokasi untuk menuju area kebun binatang cikembulan cukup mudah karena sering dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Sedangkan dari jalan raya Bandung-Garut sekitar kurang lebih 2,5 Km. Transfortasi umum juga tidak begitu sulit, karena digerbang menuju area wisata kebun binatang banyak sekali transfortasi yang bisa digunakan yaitu jasa ojek dan delman yang siap mengantar anda menuju area Cikembulan. Kebun Binatang Cikembulan menyediakan berbagai wahana untuk anak-anak dan dewasa, seperti naik kuda, bebek air, ATV Road dan mobil kecil untuk anak-anak, selain untuk mengenali berbagai jenis binatang, anak-anakpun bisa bermain diwahana kebun binatang cikembulan.
Tiket masuk ke kebun binatang Cikembulan cukup murah meriah, dengan harga tiket yang terjangkau, kita bisa menikmati taman wisata satwa yang ada di kebun binatang cikembulan.  Taman wisata satwa Cikembulan suasananya sangat indah, sejuk dan segar.
Dan bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum, transportasi pun tidak begitu sulit. Sama seperti jika Anda akan menuju Situ dan Candi Cangkuang, dari terminal Guntur, Anda tinggal menggunakan angkot nomor 10 yang menuju Leles dan Kadungora (berwarna hijau muda strip avokad), dan layanan ojek ataupun delman yang tersedia di jalan masuk di sebelah alun-alun Kecamatan Leles siap mengantar Anda menuju tempat tujuan. Sarana wisata di sekitar Taman Satwa Cikembulan yang bersuasana alami karena langsung berhadapan dengan Gunung Haruman, dimana gunung ini tempat lepas landas para penerbang olahraga paragliding, sehingga bisa menikmati keindahan alamnya yang begitu indah dan suasana sejuk. Panorama alam ini bisa sekaligus di saksikan langsung oleh kita dari area Taman Satwa Cikembulan Garut.
Taman Satwa Cikembulan didirikan tahun 1998, dan dibuka untuk umum pada tahun 2009 setelah mendapat ijin dari Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Berbeda dengan kebun binatang pada umumnya, tempat wisata dengan konsep “taman yang ada satwanya, satwa yang dihiasi taman”, disebutkan sebagai taman satwa satu-satunya di Jawa Barat. Luas area Cikembulan kurang lebih 5 ha.
Banyak sekali spesies yang ada di Cikembulan seperti : Aves atau burung (elang, angsa putih dan hitam, merak, kasuari, burung rangkong, belibis, pelikan, dan lain-lain), reptilia (buaya, ular), primata (orang utan, wau-wau, siamang, kera Jawa, lutung merah,), mamalia (kangguru, rusa tutul, kijang, beruang madu, anjing pitbull, landak, kuda poni, dan lain-lain), dan pisces (ikan) turut melengkapi jenis satwa yang ada di Taman Satwa Cikembulan. Tercatat sekurangnya 508 spesies hewan terdapat di Taman Satwa Cikembulan, termasuk Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) yang dilindungi karena tergolong salah satu binatang langka. Taman ini pun memiliki koleksi empat populasi Macan Tutul Jawa yang langka masing-masing berusia dua serta tiga tahun.
Harga tiket masuk Dewasa Rp. 12.000, sedangkan untuk anak-anak Rp 6.000. Tempat Wisata Cikembulan ini buka setiap hari pukul mulai 09.00-17.00 WIB. Untuk melengkapi keterbatasan satwa yang ada, tempat wisata ini menyediakan fasilitas lain, seperti : Restoran, Gazebo, Bungalow, Bebek Air, Arena Mainan Anak, ATV, Kuda Tunggang, dan Tempat Pancing. Terdapat pula Kolam Terapi Ikan yang menggunakan ikan mirip mujair bernama Garafura dengan panjang rata-rata 4 cm untuk membantu relaksasi Anda. Selain itu, tempat wisata ini pun menyediakan Pendopo untuk Pertemuan atau Gathering dengan daya tampung 100 orang.

Hal unik lain dari tempat wisata ini yang sangat jarang ditemukan di tempat lain adalah bungalow yang disediakan bagi Anda yang ingin merasakan sensasi bermalam di tengah kesejukan Taman Satwa Cikembulan. Dengan membayar biaya sewa Rp. 300.000, Anda sudah mendapatkan fasilitas menginap dan sarapan. Dan yang menarik adalah Morning Call Anda bukan lagi dengan suara operator seperti lazimnya hotel atau penginapan lain, melainkan oleh suara binatang di pagi hari di tempat Anda bersitirahat, terutama burung kasuari yang berada di halaman belakang dan samping bungalow.
Dengan adanya Taman Satwa Cikembulan dapat melengkapi tempat wisata di Garut. Khususnya bagi Turis luar daerah yang kebingungan mencari tempat wisata yang baru di Garut. Jadi, sudah dapat ide kemana lagi tempat wisata di Garut yang ingin di kunjungi, mungkin tempat wisata ini bisa menjadi salah satu tempat wisata yang ingin di kunjungi di Garut.


Referensi : infokotagarut

Objek Wisata Rancabango Garut Jawa Barat

Kota Garut tidak hanya terkenal dengan makanan khas dan objek wisatanya saja,  kesenian Atraksi Adu Domba pun menjadi salah satu daya tarik para wisatawan untuk datang ke kota Garut. Misalnya jika kita datang ke desa Rancabango kita dapat melihat sebuah peternakan domba Garut milik Kapoles. Di peternakan itu terdapat berbagai jenis domba, mulai dari induk sampai anaknya. Peternakan ini berfungsi sebagai objek wisata dan berfungsi untuk mempernalkan domba khas Garut kepada para wisatawan yang datang ke kota Garut.

Menurut Jajang Sunarto atau biasa di panggil Pak Ato, ketua Himpunan Peternak Domba Kambing (HPDKI) Mekar Jaya, atraksi kesenian adu domba ini biasanya diadakan secara bergiliran. Minggu pertama biasanya du Domba diadakan di Desa Mekar Jaya, minggu kedua diadakan di desa Cipager, minggu ke tiga diadakan di Desa Kondang Rege dan minggu terakhir biasanya diadakan di desa Rancabango.

Objek Wisata Rancabango Garut Jawa BaratCiri khas dari domba Garut antara lain adalah badannya yang besar. Domba Garut jantan yang sudah tua mempunyai berat antara 60-80 kilo, sedangkan domba Garut betina mempunyai berat 30-40 kilo. Tanduk domba jantan terbilang besar dan melengkung ke depan, domba betina tidak mempunyai tanduk, ekornya pendek dan agak besar, bentuk telinganya agak panjang. Bulunya lebih panjang dan halus dibandingkan domba asli, warnanya putih, hitam dan coklat dan lainnya.

Atraksi Adu Domba ini biasa dimulai sekitar pukul 09:00 – selesai. Adu Domba Garut ini biasanya dimulai dengan pendaftaran terlebih dahulu. Harga tiket pendaftaran berkisar Rp.30.000 untuk satu ekor Domba dan Rp.60.000 untuk satu pasang Domba Adunya. Pemilik domba biasanya telah bersepakat untuk saling mengadu dombanya, sehingga mereka sudah mengetahui siapa lawan tandingnya nanti. Pemimpin pertandingan juga disebut dengan wasit. Dalam perlombaan ini kelasnya biasanya ditentukan berdasarkan jumlah tandukan dalam masing-masing pertandingannya. Dan bagi pemenangnya biasanyaakan mendapatkan Door prize seperti kaos,tv, dan lain-lain.

Atraksi ini biasanya diiringi oleh gamelan yang menyanyikan lagu-lagu khas Sunda. Contohnya pada saat adu domba di desa Mekar Jaya ini salah satu pengiring gamelannya berasal dari sangggar seni Gentra Purwa 2. Alat musik yang digunakannya pun bermacam-macam mulai dari rebab, gendang, goog, dll. Alat – alat musik ini sudah jarang ditemukan saat ini, pemain alat musiknya pun terdiri dari orang –orang yang sudah lanjut usia. Menurut salah satu Sindennya sudah tidak banyak lagi dari kalangan muda yang mau belajar tentang kesenian khas Sunda.

Hal ini yang justru cukup mengundang perhatian dimana tidak adanya minat generasi muda untuk mulai melestarikan seni sunda khususnya adu domba. Kesenian adu domba dan gamelannya tidak bisa dipisahkan. Tentu saja akan mengurangi nilai seninya jika suatu saat aktraksi adu domba itu tidak diiringi gelaran gamelan jika tidak ada lagi generasi penerus yang mau melanjutkan menjadi pemain gamelan pengiring atraksi adu domba itu sendiri. Oleh karena itu perlu ada perhatian dari semua orang Garut untuk mulai melestarikan dan menjaga kesenian khas Garut ini.

Sumber : infokotagarut.blogspot.com

All Rights Reserved. 2014 Copyright PICKER

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : inigarutku

Top