Minggu, 13 Maret 2016

Objek Wisata Garut Lapangan Golf Ngamplang

Dari Ngamplang, Sungai Cimanuk tampak meliuk membelah Kota Garut, seperti Sungai Aare yang membelah Ibu Kota Swiss, Bern. Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Talaga Bodas, serta Gunung Sadahurip yang terkenal dengan sebutan Gunung Piramida, terlihat jelas mengelilingi Kota Garut, dari Ngamplang saat langit cerah.
DARI kawasan di kaki Gunung Cikurai inilah, sebutan "Swiss van Java" untuk Garut terlahir. Dari tempat bernama Ngamplang tersebut, Kota Garut terlihat begitu jelas dikelilingi pegunungan, layaknya kota-kota di Swiss yang juga dikelilingi pegunungan.

Ngamplang terletak empat kilometer dari Kota Garut ke arah Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Cilawu. Tempat ini berada pada ketinggian beberapa ratus meter di atas permukaan tanah Kota Garut, membuat udaranya jauh lebih sejuk dan segar.

Dari Ngamplang, Sungai Cimanuk tampak meliuk membelah Kota Garut, seperti Sungai Aare yang membelah Ibu Kota Swiss, Bern. Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Talaga Bodas, serta Gunung Sadahurip yang terkenal dengan sebutan Gunung Piramida, terlihat jelas mengelilingi Kota Garut, dari Ngamplang saat langit cerah.

Hal tersebut pun diucapkan Komandan Korem 062 Tarumanagara, Kolonel Inf Besar Harto Karyawan, saat menghadiri kegiatan pelepasan seribu burung di Ngamplang, pekan lalu. Katanya, warga dan pesohor Eropa selalu mengunjungi Ngamplang untuk melihat keindahan Kota Garut.

Pengurus Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang, Sawin, mengatakan sekitar tahun 1930, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan sanatorium, yakni tempat penyembuhan penyakit khusus, dan sebuah hotel di Ngamplang. Sejak saat itu, Garut menjadi tempat wisata favorit warga Eropa.

"Termasuk Charlie Chaplin, aktor komedi itu tercatat dua kali ke Garut dan menginap di Grand Hotel Ngamplang. Dari Stasiun Cibatu, dia mengunjungi Situ Bagendit dan Cipanas. Kemudian menginap di Ngamplang sebelum melanjutkan ke Gunung Papandayan," kata Sawin di Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang, Rabu (5/2).

Pemandangan Kota Garut yang dikelilingi gunung-gunung, sungai, dan danau, dari Ngamplang, membuat warga Eropa memberikan julukan Swiss van Java kepada Garut. Ditambah, Garut memiliki Gunung Papandayan yang dinilai mirip Pegunungan Alpen, tentunya tanpa salju.

Garoet Mooi, sebutan yang berarti Garut Cantik, pun disematkan oleh warga Eropa yang mengunjungi Garut. Ratu Belanda dan Perdana Menteri Prancis kala itu pun dikabarkan sempat menginap di Hotel Grand Ngamplang, menikmati kemolekan Garut.

Pada tahun 1942 saat pergerakan kemerdekaan, katanya, warga Garut membakar seluruh bangunan hotel bertaraf internasional dan sanatorium di Ngamplang tersebut. Hingga kini, bangunan yang tersisa hanyalah kolam air mancur di tengah bukit, menjadi saksi bisu kedatangan para pejabat dan pesohor dari Eropa ke Garut.

Setelah Indonesia Merdeka, Ngamplang dikelola Korem 062 Tarumanagara. Pada 1977, bangunan hotel didirikan kembali bersama golf club house. Renovasi hotel pun dilakukan pada 1990 dan hingga kini Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang memiliki luas 20 hektare dengan jumlah 9 hole. Selain itu, terdapat juga lapangan tenis dan lapangan voli pantai.

Puluhan warga asal Garut, Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Karawang, dan daerah lainnya, kata Sawin, mendatangi Ngamplang  untuk bermain golf, khususnya pada akhir pekan. Warga negara asing, seperti dari Korea, Jepang, Belanda, dan Australia, katanya, sangat menikmati bermain golf di Ngamplang.

"Katanya, medannya menantang karena banyak yang miring. Mereka sangat menikmati pemandangan Kota Garut dari atas Ngamplang. Apalagi dengan menaiki menara air. Mereka senang, udaranya sangat bersih, sejuk, dan banyak burung yang berkicau di pepohonan rimbun," kata Sawin.

Sayangnya, bangunan Grand Hotel Ngamplang masih dalam tahap renovasi sejak 2012. Walaupun demikian, siapa pun yang datang ke Ngamplang dan melihat Kota Garut dari sini akan mengetahui hal yang menyebabkan warga Eropa memanggil Garut dengan sebutan Swiss van Java, Swiss dari Pulau Jawa.

Sabtu, 12 Maret 2016

Nikmati Objek Wisata Cipanas Garut

Ci Panas Terletak di lereng gunung Guntur Kec. Tarogong, atau 6 Km dari pusat kota kira-kira 15 menit ditempuh dengan kendaraan. Terdapat sumber mata air panas untuk menyembuhkan berbagai penyakit atau sekedar merendam. Ada juga fasilitas pemancingan disekitar daerah cipanas.

Ci Panas sangat cocok untuk Bersantai Bersama Keluarga
Tentu saja objek wisata di Garut yang selalu dipenuhi pengunjung setiap musim liburan menjelang adalah Cipanas. Di Cipanas, Anda sekeluarga dapat menikmati mandi air panas yang mengalir dari mata air alami. Letak Cipanas sendiri berada di wilayah Tarogong Kidul, dengan air panas alami di Cipanas. 


Bahkan Cipanas merupakan primadonanya Kota Garut. Julukan tersebut sangat wajar diberikan kepada tempat yang satu itu. mengapa demikian?? sebagaimana yang kita ketahui Cipanas merupakan objek wisata yang sangat dikenal di Kota Garut bahkan di luar kota. Lebih dari itu, objek wisata yang terdapat di sekitar daerahku ini adalah sebagai penyumbang devisa terbesar untuk daerah Pemda Garut. Karena banyak sekali wisatawan lokal, luar kota sampai mancanegara yang sengaja berekreasi atau sekedar jalan-jalan ke Cipanas. Selain harga tiketnya relatif murah, keunikan lainnya pun menjadi faktor penarik para wisatawan.

Apa daya tarik lain dari Cipanas sehingga banyak orang betah di sini? Walaupun namanya Cipanas, namun sebenarnya udara di sana sangat sejuk. Terang saja, karena letaknya berada di kaki Gunung Guntur. Namun jika orang merasa betah di Cipanas itu karena banyak sarana dan prasarana yang mendukung. Kini orang sangat mudah untuk datang ke Cipanas.


Cipanas, termasuk ke dalam lokasi dataran tinggi. Karena Cipanas merupakan daerah yang dikelilingi puncak gunung yang sebagian besar  merupakan gunung vulkanis sehingga menyebabkan tanah dan lahan pertanian subur. Dari itu, banyak potensi alam yang terdapat di Cipanas, diantaranya Gunung Guntur. 

Hal pertama yang anda rasakan apabila berada disana adalah kesegaran udara yang masih sejuk karena belum terkontaminasi oleh polusi udara seperti di kota-kota besar. Objek wisata yang terdapat di sekitar daerahku ini tidak lain adalah tempat pemandian atau kolam renang waterbom, hotel, bungalau, villa, restoran, kafe dan outdoor. Banyak kolam renang maupun hotel yang dibangun dari yang bertaraf sedang atau biasa-biasa sampai hotel berbintang. Harga masuknya pun tentu bervariasi sesuai dengan kelas dan fasilitasnya.

Cipanas Garut tidak hanya dikenal baru-baru ini. Sejak awal abad ke-20 Cipanas sudah menjadi obyek wisata yang disukai turis Eropa dan Amerika. Jika Bandung dijuluki Paris van Java, saat itu Garut dikenal dengan sebutan Swiss van Java, yang berarti Swiss-nya Jawa, dan Cipanas menjadi salah satu ikonnya. Charlie Chaplin, komedian Amerika yang termashur, juga pernah singgah di Cipanas.

Objek Wisata Pantai Sayang Heulang Pameungpeuk Garut

Salahsatu dari beberapa wisata pantai di Garut yang selalu menjadi tujuan banyak pengunjung ketika musim libur tiba adalah pantai Sayang Heulang.Pantai ini memang sudah lama menjadi objek wisata pantai di Garut yang terkenal akan keindahan pantai dan ombaknya yang besar.Pantai ini terletak di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk,Garut Jawa Barat.Jarak tempuh dari kota Garut ke Pantai ini dengan menggunakan mobil atau motor dengan kecepatan 40 km/jam memakan waktu sekitar 3 jam karena sepanjang jalan khususnya setelah Kecamatan Cikajang sampai pameungpeuk banyak tikungan tajam dan jurang yang dalam.Jadi,bagi yang belum tahu medan,tidak direkomendasikan membawa kendaraan dengan kecepatan lebih dari 4o km/jam.

Pantai Sayang Heulang merupakan sebuah objek wisata alam yang terletak di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, dengan temperatur antara 17 0C - 28 0C, penyinaran matahari di sekitar pantai terik, dan kekuatan tiupan angin cukup besar. Konfigurasi umum lahan berupa dataran dengan kemiringan curam pada daerah sekitar pantai dan stabilitas tanah yang baik. Kondisi perairan berwarna berwarna hijau kebiru-biruan dengan bau normal, temperatur normal, rata-rata tinggi gelombang 2 - 3 meter.

Ramainya pengunjung  yang ingin menikmati malam tahun baru di pantai ini sudah saya rasakan ketika memasuki gerbang pertama menuju pantai ini.Meskipun jarak dari gerbang utama menuju sayang heulang masih berjarak 3 km namun kendaraan sudah padat merayap.Sesampainya di are parkir,terlihat barisan kendaraan sudah memenuhi are parkir.Jika kami yang tiba pada sore hari dan langsung mencari tempat beristirah,kami jamin tidak akan dapat karena semua tempat istirahat sudah penuh.Untungnya salah seorang teman sudah berangkat duluan dan tentunya telah mempersiapkan penginapan sebelum kami tiba.

Jika hari libur tiba khusunya tahun baru,objek wisata Pantai Sayang Heulang ini pasti dipenuhi banyak pengunjung termasuk saya bersaya keluarga yang menghabiskan waktu liburan tahun baru 2013 kemarin di pantai ini.Menghabiskan waktu libur akhir tahun di pantai ini adalah hal yang  menyenangkan,selain bisa menikmati indahnya pantai serta hamparan pasir putih yang luas,pada malam tahun baru bisa menyaksikan pesta kembang api yang meriah.

Para wisatawan yang datang ke pantai ini disuguhkan berbagai aktivitas permainan pantai yang menarik. Dimulai dari jalan-jalan menelusuri pantai, bermain volley pantai, sepak bola serta melihat ikan-ikan kecil yang indah disekitar pantai ketika air laut sedang surut.
Areal disekitar pantai juga bisa digunakan para wisatawan untuk kegiatan berkemah bersama keluarga atau teman-teman dekat. Dengan atraksi api unggun dan iringan petikan gitar yang indah  di senja sampai malam hari, menjadikan kunjungan ke pantai ini  merupakan pengalaman yang berkesan dan tidak akan pernah terlupakan.

Pantai Sayang heulang merupakan pantai berkarang yang bisa anda temukan di salah satu sisi pulau santolo. Keunikan dari pantai sayang heulang ini adalah adanya bentang karang yang menjorok jauh ke laut di sepanjang garis pantai.Disaat surut anda bisa berjalan di sepanajng bentang karang ini bahkan sampai ke sisi laut langsung. Anda bisa menemukan banyak ikan kecil berwarna warni yang terjebak di antara karang .

Untuk menuju lokasi wisata pantai santolo, pulau santolo, dan pantai sayang heulang diatas, anda bisa melalui:
Rute Garut – Cikajang – Pameungpeuk . 
Kondisi jalan sudah bagus, hanya di sebagian kecil jalan yang masih bergelombang .
    
Rute Bandung – Pangalengan – Rancabuaya – Santolo . 
Jalan sudah bagus, namun disebagian jalan masih dalam proses pembangunan. Saat artikel ini dibuat sepanjang jalan antara Rancabuaya – Santolo kondisi cukup rusak / dalam proses pembangunan.

Jika menggunakan angkutan umum, anda bisa menggunakan angkutan Elf dari Garut jurusan terminal guntur – Pameungpeuk. Dan disambung dengan angkutan desa ke pantai Pameungpeuk. Sarana umum seperti Mesjid, toilet, rumah makan, dan tempat menginap sudah banyak tersedia dengan tarif cukup murah.

Objek Wisata Pantai Taman Manalusu Garut Jawa Barat


Objek Wisata Pantai Taman Manalusu Garut Jawa Barat Taman Laut Pantai Manalusu  Garut berada di Cikelet kurang lebih punya jarak 12 km dari Pantai Santolo Garut. Kali ini blog Pantai Laut Manalusu akan memberikan review tentang keindahan pasir putih dan ombak yang indah dan cantik di wilayah ini.

Sebuah tempat yang sunyi jauh dari hiruk pikuk kota dengan suasana alam yang indah , hamparan pasir laut, gugusan karang yang terjal di sepanjang pantai adalah daya tarik yang ditawarkan oleh obyek wisata Taman Laut Pantai Manalusu.

Obyek wisata ini terletak di sebelah selatan Kota Garut dengan jarak kurang lebih 96 km atau dapat ditempuh dengan waktu 4 jam perjalanan. Kegiatan yang bisa di lakukan oleh wisatawan diantaranya menikmati biota laut, berkemah dan menikmati hidangan makanan laut (Sea Food)

Untuk sampai ke pantai ini melewati jalur kota pameungpeuk-cikelet, jalannya lumayanlah. Tapi pemandangannya luar biasa. Viewnya keren dgn semeliwir angin laut yang berhembus kencang. Kalau mau ke pantai ini lebih baik pakai kendaraan pribadi, motor/mobil karena angkutan ada tapi susah.

Pantai manalusu lumayan bersih dgn pasir putih yg membentang ke barat, sedangkan di sisi lain pantai karang. Suasana disini sangat sepi, mungkin hari sabtu pas datangnya kesini. Hanya ada beberapa pengunjung yang bermain di pinggir pantai. Di bibir pantai banyak bersandar perahu nelayan.
Untuk masuk ke pantai ini tidak perlu mengeluarkan biaya, gratis. Kondisi pantai yg tidak terawat, bahkan terabaikan oleh pemkab Garut. Ada sisa-sisa dari pembangunan oleh pemkab garut yg sekarang terbengkalai. Padahal pantai ini berpotensi besar buat menjadi primadona destinasi wisata pantai selatan Garut.

Walaupun ada wacana akan berpisahnya Garut Selatan dari Kabupaten Garut akan tetapi semua itu baru sekadar wacana, karena sepertinya baik Garut Utara maupun Garut Selatan belum siap untuk menjadi Kabupaten yang berdiri sendiri, lihat saja ada apa di Garut Utara ? Sangat minim lokasi wisata di tempat tersebut apalagi Hotel dan Penginapan.

Objek Wisata Garut Situ Bagendit

Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Situ Bagendit merupakan objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi disebelah utara berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipicung, disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamukti.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Situ Bagendit ini antara lain menikmati pemandangan, mengelilingi danau dengan menggunakan perahu atau rakit. Para pengunjung juga dapat melakukan kegiatan rekreasi keluarga, menikmati pemandangan serta kegiatan bersepeda air.
Objek wisata ini dikelola oleh Bapak Ajan Sobari dengan status kepemilikan berada di tangan pemerintah daerah yang kewenangannya dilimpahkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut dan pihak swasta yaitu Bapak Adang Kurnia. Berdasarkan perda no. 11 tahun 2001 harga masuk tiket ke kawasan ini Rp. 1.000/orang untuk dewasa dan Rp. 500/orang untuk anak-anak.
Aspek Khusus
Objek dan daya tarik wisata alam Situ Bagendit memiliki kualitas lingkungan, kebersihan dan bentang alam dalam kondisi yang baik. Bangunan-bangunan yang terdapat di kawasan, baik yang permanen maupun semi permanen, dalam kondisi terawat baik. Di kawasan ini terdapat pencemaran sampah dan vandalisme berupa coretan di bangunan dan pohon. Visabilitas di kawasan ini sedikit terhalang, tingkat kebisingan yang sedang dan terdapat rambu iklan.
Fasilitas yang tersedia di kawasan ini yaitu penyewaan 60 buah rakit dengan tarif Rp.25.000/15 menit, 11 buah sepeda air dengan tariff Rp.10.000/15 menit yang dalam kondisi yang baik. Terdapat pula beberapa bangku taman dan 6 buah shelter yang disewakan untuk pengunjung dengan harga Rp.3.000/jam. Terdapat juga kereta api mini dengan tarif Rp.2.000 dan kolam renang dikawasan Situ Bagendit ini. Suasana di kawasan objek wisata ini tergolong cukup nyaman dikarenakan pembangunannya sudah direncanakan dengan baik oleh dinas pariwisata namun masih juga terdapat kios liar dan pedagang kaki lima yang dengan sembarangan menggelar barang dagangan mereka sehingga tingkat visabilitas di kawasan tersebut menjadi sedikit terhalang.Objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini beroperasi pukul 07.00-17.00. Kondisi bangunan yang terdapat di kawasan ini dalam kondisi yang baik dengan jenis material bangunan permanen dan semi permanen dalam tata ruang yang cukup baik dikarenakan pembangunan di kawasan Situ Bagendit ini sudah direncanakan dengan baik. Dikawasan objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini kualitas lingkungan, kebersihan dan bentang alamnya dalam kondisi yang baik.di kawasan ini terdapat pencemaran sampah dan vandalisme berupa coretan di bangunan dan pohon yang disebabkan oleh pengunjung.Visabilitas di kawasan ini sedikit terhalang, tingkat kebisingan yang sedang dan sedikit terdapat rambu iklan.
Sumber daya listrik di kawasan ini berasal dari PLN dengan voltase 220 volt dan distribusi yang cukup. Sumber daya air bersih di kawasan ini berasal dari sumur dan PDAM dengan kualitas air yang jernih, rasa air yang tawar, dan bau air yang normal. Terkadang terdapat kendala pemanfaatan air di kawasan Situ Bagendit yaitu apabila musim kemarau air disekitarnya menyurut. Sistem pembuangan limbah di kawasan ini yaitu melalui septic tank, selokan dan melalui sistem irigasi. Kawasan wisata Situ Bagendit ini juga memiliki sistem komunikasi berupa telepon dalam jumlah yang kurang memadai. Terdapat pula jalan setapa dikawasan Situ Bagendit ini yang panjangnya ?b 50m. di depan kawasan Situ Bagendit terdapat tempat parkir dengan luas 1400 m2 dengan daya tampung 30 bus, 60 kendaraan pribadi dan 180 kendaraan bermotor dalam kondisi yang cukup baik dengan lapisan permukaan berupa tanah, namun vegetasi peneduhnya kurang memadai. Terdapat sebuah pos tiket yang juga berfungsi sebagai pintu masuk dalam kondisi yang cukup baik.terdapat pula sebuah toilet umum dalam kondisi bangunan dan kebersihan yang cukup. Dikawasan ini terdapat taman bermain dengan vegetasi peneduh dan dalam kondisi yang cukup. Terdapat tempat ibadah berupa Mushola dan juga terdapat 10 buah tempat sampah dikawasan wisata Situ Bagendit.
Aksesibilita
Jarak kawasan wisata Situ Bagendit ini dari pusat kota Garut yaitu 4 km. Terdapat angkutan umum berupa angkot jurusan Terminal Guntur-Kp.Mengger dan Garut-Limbangan dengan tarif Rp.1.500 dan ojeg dengan tariff Rp.2.000.Kualitas pemandangan dan tingkat keamanan sepanjang jalan di kawasan objek dan daya tarik wisata ini cukup baik.jumlah karyawan di objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini yaitu 6 orang. Pengunjung yang berkunjung ke objek wisata ini perbulannya mencapai 400-600 orang. Pengunjug tersebut biasanya berasal dari Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor,Bandung dan Jakarta.

Objek Wisata Candi Cangkuang Garut Jawa Barat

CANDI CANGKUANG GARUT JAWA BARAT
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles,Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.
Candi Cangkuang Tampak Depan
Candi Cangkuang Tampak Belakang
Lokasi
Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur. Nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Kata 'Cangkuang' sendiri adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus), yang banyak terdapat di sekitar makam, Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur Kampung Pulo. Daun cangkuang dapat dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus. Cagar budaya Cangkuang terletak di sebuah daratan di tengah danau kecil (dalam bahasa Sunda disebut situ), sehingga untuk mencapai tempat tersebut melalui jalur utama, pengunjung harus menyeberang dengan menggunakan rakit. Aslinya Kampung Pulo dikelilingi seluruhnya oleh danau, akan tetapi kini hanya bagian utara yang masih berupa danau, bagian selatannya telah berubah menjadi lahan persawahan. Selain candi, di pulau itu juga terdapat pemukiman adat Kampung Pulo, yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya.[1]
Candi Cangkuang terdapat di sebuah pulau kecil yang bentuknya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha. Pulau kecil ini terdapat di tengah danau Cangkuang pada koordinat 106°54'36,79" Bujur Timur dan 7°06'09" Lintang Selatan. Di Wikimapia [1]. Selain pulau yang memiliki candi, di danau ini terdapat pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil.
Lokasi danau Cangkuang ini topografinya terdapat pada satu lembah yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur - utara, Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di timur selatan, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah barat-utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m l.b.l.) di sebelah utara.
Sejarah
Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita berdasarkan laporan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893 mengenai adanya sebuah arca yang rusak serta makam kuno di bukit Kampung Pulo, Leles. Makam dan arca Syiwayang dimaksud memang diketemukan. Pada awal penelitian terlihat adanya batu yang merupakan reruntuhan sebuah bangunan candi.[1] Makam kuno yang dimaksud adalah makam Arief Muhammad yang dianggap penduduk setempat sebagai leluhur mereka. Selain menemukan reruntuhan candi, terdapat pula serpihan pisau serta batu-batu besar yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman megalitikum. Penelitian selanjutnya (tahun 1967 dan 1968) berhasil menggali bangunan makam.
Walaupun hampir bisa dipastikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Hindu (kira-kira abad ke-8 M, satu zaman dengan candi-candi di situs Batujayadan Cibuaya?), yang mengherankan adalah adanya pemakaman Islam di sampingnya.
Pada awal penelitian terlihat adanya batu yang merupakan reruntuhan bangunan candi dan di sampingnya terdapat sebuah makam kuno berikut sebuah arca Syiwa yang terletak di tengah reruntuhan bangunan. Dengan ditemukannya batu-batu andesit berbentuk balok, tim peneliti yang dipimpin Tjandrasamita merasa yakin bahwa di sekitar tempat tersebut semula terdapat sebuah candi. Penduduk setempat seringkali menggunakan balok-balok tersebut untuk batu nisan.
Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti melakukan penggalian di lokasi tersebut. Di dekat kuburan Arief Muhammad peneliti menemukan fondasi candi berkuran 4,5 x 4,5 meter dan batu-batu candi lainnya yang berserakan. Dengan penemuan tersebut Tim Sejarah dan Lembaga Kepurbakalaan segera melaksanakan penelitian didaerah tersebut. Hingga tahun 1968 penelitian masih terus berlangsung. Proses pemugaran Candi dimulai pada tahun 1974-1975 dan pelaksanaan rekonstruksi dilaksanakan pada tahun 1976 yang meliputi kerangka badan, atap dan patung Syiwa serta dilengkapi dengan sebuah joglo museum dengan maksud untuk dipergunakan menyimpan dan menginventarisir benda-benda bersejarah bekas peninggalan kebudayaan dari seluruh Kabupaten Garut. Dalam pelaksanaan pemugaran pada tahun 1974 telah ditemukan kembali batu candi yang merupakan bagian-bagian dari kaki candi. Kendala utama rekonstruksi candi adalah batuan candi yang ditemukan hanya sekitar 40% dari aslinya, sehingga batu asli yang digunakan merekonstruksi bangunan candi tersebut hanya sekitar 40%. Selebihnya dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir dan besi.
Candi Cangkuang merupakan candi pertama dipugar, dan juga untuk mengisi kekosongan sejarah antara Purnawarman dan Pajajaran. Para ahli menduga bahwa Candi Cangkuang didirikan pada abad ke-8, didasarkan pada tingkat kelapukan batuannya, serta kesederhanaan bentuk (tidak adanya relief).
Bangunan Candi
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
Tubuh bangunan candi bentuknya persegi empat 4,22 x 4,22 m dengan tinggi 2,49 m. Di sisi utara terdapat pintu masuk yang berukuran 1,56 m (tinggi) x 0,6 m (lebar). Puncak candi ada dua tingkat: persegi empat berukuran 3,8 x 3,8 m dengan tinggi 1,56 m dan 2,74 x 2,74 m yang tingginya 1,1 m. Di dalamnya terdapat ruangan berukuran 2,18 x 2,24 m yang tingginya 2,55 m. Di dasarnya terdapat cekungan berukuran 0,4 x 0,4 m yang dalamnya 7 m.
Di antara sisa-sisa bangunan candi, ditemukan juga arca (tahun 1800-an) dengan posisi sedang bersila di atas padmasana ganda. Kaki kiri menyilang datar yang alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi (nandi) yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala nandi ini, para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha. Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga.
Keadaan arca ini sudah rusak, wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang. Lebar wajah 8 cm, lebar pundak 18 cm, lebar pinggang 9 cm, padmasana 38 cm (tingginya 14 cm), lapik 37 cm & 45 cm (tinggi 6 cm dan 19 cm), tinggi 41 cm.
Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 40%-an. Oleh sebab itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belumlah diketahui.
Candi ini berjarak sekitar 3 m di sebelah selatan makam Arif Muhammad/Maulana Ifdil Hanafi.

Senin, 07 Maret 2016

Objek Wisata Ciburuy Garut Jawa Barat

SKW  :  Papandayan
Kecamatan   Bayongbong
Jenis Wisata  :  Budaya
Daya Tarik  :  Kampung Adat   

 

Lingkungan Alam Fisik

Situs Ciburuy yang terletak di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, merupakan situs peninggalan jaman Prabu Siliwangi yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Prabu Kian Santang. Pada zaman dahulu tempat ini oleh Prabu Kian Santang digunakan sebagai arena pertarungan dengan jawara-jawara di pulau jawa. Awal mula tempat ini dijadikan tempat pertarungan karena pad a suatu hari Prabu Kian Santang menemukan sebuah keris dan beliau mendapat amanat untuk menancapkannya pada sebuah batu sehingga dari batu tersebut keluarlah air, lalu beliau disuruh mengikatkan keris terse but pada sorbannya lalu keris tersebut dihanyutkan hingga keris terse but berhenti. Di tempat keris berhenti tersebutlah Prabu Kian Santang akan mendapatkan lawannya. Pada suatu saat Prabu Kian Santang sedang mengadakan pertarungan di daer9h tersebut tetapi tidak ada satupun lawannya yang dapat mengalahkan Prabu Kian Santang, hingga pada suatu saat datanglah utusan Sayyidina Ali yaitu H. Mustafa untuk melawan Prabu Kian Santang. Akhirnya Prabu Kian Santang dapat dikatahkan. Setelah Prabu Kian Santang dikalahkan, H Mustafa memberikan amanat kepada beliau untuk pergi ke Tanah Suci bertemu dengan Sayidina Ali dan senjata-senjata Prabu Kian Santang ditinggalkan di Ciburuy. Peninggalan sejarah yang terdapat di situs Ciburuy ini antara lain keris, bende (Ionceng yang terbuat dari perunggu), kujang (senjata Prabu Siliwangi), trisula, tombak, dan tulisan jawa kuno yang ditulis Prabu Kian Santang di atas daun nipah dan daun lontar. Masyarakat sekitar seGara rutin mengadakan upacara pencucian keris yang dilaksanakan setiap 1 Muharam. Di kawasan situs Ciburuy juga terdapat larangan berupa pantangan dimana setiap hari jumat dan hari sabtu tidak boleh seorangpun memasuki kawasan Situs Ciburuy.

Adapun batas administrasi dari Situs Ciburuy adalah sebagai berikut:
     Utara     : Desa Bayongbong dan Desa Ciburuy
     Timur     : Desa Bayongbong
     Selatan     : Desa Cinta Nagara
     Barat     : Desa Cinta Nagara

Somber daya listrik kawasan Situs Ciburuy ini be rasa I dari PLN dengan kapasitas 450 watt dan voltase 220 volt serta distribusi yang baik. Sumber air bersih di kawasan tersebut berasal dari mata air dengan kualitas air yang jemih, rasa air yang tawar dan bau air yang normal. Tidak terdapat alat komunikasi di kawasan Situs Ciburuy ini.
Visabilitas di kawasan situs Ciburuy sedikit terhalang oleh pemukiman penduduk, namun tingkat kebisingan di kawasan tersebut tergolong rendah dan tidak terdapat rambu iklan.
Aktivitas yang bisa dilakukan di objek tersebut yaitu wisata ziarah, penelitian kebudayaan dan melihat benda-benda peninggalan sejarah. Adapun pengunjung yang datang ke kawasan Situs Ciburuy ini antara lain berasal dari Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Bogor dan Garut.
Aspek legalitas dan kebijakan masih dalam proses pengaturan Pemda Kabupaten Garut, begitupun pengelolaannya masih bersifat sementara di bawah pengawasan aparat setempat.

Aspek Khusus

Di kawasan tersebut belum terdapat fasilitas akomodasi, apabila pengunjung ingin bermalam dapat menginap di Pondok Wisata Kondang Sari yang terdapat di Kecamatan Bayongbong dengan jarak 5 km, sedangkan untuk rumah makan berada di Jalan Raya Bayongbong.

Aksesibilitas

Untuk mencapai situs Ciburuy dapat menggunakan berbagai jenis kendaraan baik angkutan umum maupun mobil pribadi dengan kondisi jalan relatif cukup. Namun demikian, angkutan umum dan ojeg hanya mencapai 200 - 300 m sebelum pintu masuk kawasan. Jarak kawasan dari Kabupaten Garut sejauh 12 km.
Biaya yang diperlukan untuk angkutan umum Rp. 1000,- dan ojeg berkisar antara Rp. 5000,- sampai Rp. 7000,-. Waktu tempuh menuju kawasan dari Kota Garut berkisar antara 45 menit, dan waktu tempuh dari jalan akses berupa jalan tanah dapat ditempuh dalam waktu 25 menit.
Panjang jalan akses untuk rnenuju ke Situs Ciburuy ? 2 km dengan lapisan permukaan jalan berupa tanah, dan jarak Situs Ciburuy dari jalan kabupaten adalah ? 4 km dengan lapisan permukaan jalan berupa aspal. Kualitas jalan menuju kawasan dari Kabupaten Garut dalam kondisi cukup baik, sedangkan kondisi jalan akses berupa jalan tanah tergolong tidak baik atau rusak.
Pelayanan kesehatan di kecamatan ini diperoleh dari 1 buah
puskesmas utama dengan 3 orang dokter, 6 orang perawat, dan 5 orang bidan, dan 3 puskesmas pembantu 2 orang perawat. Untuk praktek dokter umum terdapat 4 buah serta 2 apotik.

All Rights Reserved. 2014 Copyright PICKER

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : inigarutku

Top