Sabtu, 02 April 2016

Objek Wisata Pantai Rancabuaya Garut Jawa Barat

Pantai Rancabuaya adalah salah satu pantai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Pantai Rancabuaya merupakan salah satu objek wisata pantai yang ada di Kabupaten Garut. Pantai yang memiliki batu-batu karang besar ini langsung berbatasan dengan Samudera Hindia sehingga memiliki ombak yang cukup besar. Yang menarik dari pantai ini adalah banyaknya batuan karang yang cukup besar, juga terdapat tebing batuan yang cukup tinggi dan yang istimewa dari pantai ini adalah adanya air terjun atau sering disebut Curug yang langsung menghadap kepantai. Hal lain yang menarik yaitu banyaknya ikan-ikan kecil yang terperangkap dikarang-karang yang terbawa oleh ombak.


Objek Wisata Pantai Ranca Buaya Garut Jawa Barat

Pantai Rancabuaya merupakan tipe pantai berbatu karang sehingga kurang cocok untuk berenang.

Pantai Rancabuaya memang kurang promosi sehingga kurang begitu terkenal. Namun pantai ini memiliki potensi wisata yang cukup besar yaitu dengan adanya akses jalan yang cukup lancar dan mulus sehingga mudah dijangkau. Sedang dilakukannya pembangunan infrastruktur baru.

Pantai Rancabuaya sendiri merupakan pantai pelabuhan sehingga anda bisa mendapatkan ikan hasil tangkapan langsung dari nelayan ataupun dari warung di sekitar pantai.

Status kepemilikan dari tanah di area pantai Rancabuaya adalah sebesar 70% merupakan tanah milik dan sisanya merupakan tanah desa. Pengelolaan wisata di area Pantai Rancabuaya dilakukan oleh kelompok penggerak pariwisata (kompepar) yang terdiri darimasyarakat setempat.

Lokasi

Pantai Rancabuaya terletak di Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, kabupaten Garut, Jawa barat, Indonesia.

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Caringin, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Indralayang, Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sinarjaya, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera hindia .
Aksesibilitas
Untuk menuju pantai Rancabuaya, anda bisa menggunakan beberapa alternatif jalan ;
  • Jalur Garut - Pameungpeuk - Rancabuaya . Jalur ini melewati kota Garut terlebih dahulu dengan kondisi jalan cukup baik.
  • Jalur Bandung - Pangalengan - Rancabuaya. Jalur ini memiliki kondisi jalan yang bagus dan telah di hotmix pada hampir setengah jalannya. Merupakan jalur yang baru diperbaiki dan dibangun.
  • Jalur Bandung - Ciwidey - Cidaun - Rancabuaya. Jalur ini melewati kawasan bandung selatan. Sebagian dari jalur ini menggunakan jalan lintas selatan jawa barat yang menyusuri sepanjang pantai selatan di wilayah jawa barat.
Transportasi umum yang tersedia adalah angkutan umum berupa Elf dari terminal kota Garut dan dari Pangalengan.

Fasilitas pendukung
  •     Tempat parkir yang cukup luas
  •     Lesehan khas daerah pantai yang cukup banyak
  •     Pondokan berupa penginapan dan villa yang dapat kita sewa
  •     Terdapat saung-saung wisata yang dapat kita sewa
  •     Akses jalan yang memadai serta fasilitas lainnya.
Hal lain yang perlu diingat bahwa pantai ini masih alami dan jauh dari polusi.

Jumat, 01 April 2016

Objek Wisata Pantai Cijayana Garut Jawa Barat

Objek Wisata Pantai Cijayana Garut Jawa Barat

Kita sering mendengar Negeri diatas Awan, akan tetapi jarang singgah di telinga "Laut diatas Awan",  itulah yang akan anda dapatkan saat berkunjung ke Objek Wisata Pantai Cijayana Bungbulang Garut. Deburan Ombak dan posisi laut seakan berada diatas kita, luar biasa ... amazing, pemandangan yang cukup sulit didapatkan di lokasi Objek Wisata Pantai lainnya di kota Garut.

Begitu banyak Tempat Wisata di Garut dengan pemandangan yang indah dan alami di kota Dodol tercinta ini, sayangnya memang dibutuhkan waktu, tenaga dan sedikit pengorbanan agar bisa sampai ke lokasi rekreasi yang mempunyai view ekstra ordinary, karena hukum alam pemandangan yang indah dan menawan biasanya harus ditempuh melalui perjalanan yang terjal dan berliku.

Kawasan Objek Wisata Pantai Cijayana tidak jauh berbeda dengan objek wisata pantai yang ada di Kabupaten Garut, karakteristiknya sama dengan karang yang indah dengan deburan ombak Pantai Selatan.

Pantai Cijayana merupakan tempat rekreasi yang masih alami, belum ada fasilitas umum yang dibangun. Daya tarik objek wisata ini panorama pantai yang indah dan wisatawan bisa melakukan aktivitas diantaranya memancing ikan, berkemah, menikmati makanan laut dengan sajian yang sederhana.

Pantai Cijayana terletak di Desa Cijayana Kecamatan Bungbulang, sekitar 87 km dari pusa Kota Garut atau ditempuh dengan perjalanan kurang lebih 4 - 4,5 Jam. Bertetangga dengan salah satu Wisata Pantai Garut Selatan yang tidak kalah menariknya yaitu Pantai Rancabuaya.

Pantai Cijayana yang banyak dikunjungi orang adalah wilayah pantai di mana Sungai Cikandang bermuara. Selain karena pantainya landai, di tempat ini pada bulan-bulan tertentu menjadi tempat dilangsungkannya tradisi nyalawena, yakni tradisi berburu impun.

Selain itu, pantai ini menjadi surga para pemancing. Di muara Sungai Cikandang inilah banyak hidup ikan air tawar dan air asin. Terkadang, para pemancing memanfaatkan pantai yang landai untuk melemparkan pancingnya ke tengah laut.

 
Ketika musim nyalawena tiba, dan impun dari tengah lautan berbondong-bondong menuju muara sungai untuk bermigrasi ke wilayah daratan, orang-orang akan berbondong-bondong pula datang ke pantai ini. Bahkan ada yang datang dari tempat-tempat yang jauh. Jika kebetulan impun berjibun, pantai Cijayana bak pasar malam yang penuh sesak oleh manusia.

Untuk wisatawan yang akan pergi ke Pantai Cijayana, dengan kendaraan umum tujuan Garut - Bungbulang (Elf), dilanjutkan dengan kendaraan ojeg sampai ke lokasi kurang lebih sejauh 16 km.
Sedangkan untuk infrastrukturnya secara keseluruhan infrastrur tersebut ditinjau dari lokasi pemukiman terdekat, yaitu berupa sumberdaya listrik yang berasal dari PLN (untuk kawasan pemukiman terdekat), sumber air berasal dari sumur ? sumur yang terletak di pemukiman penduduk yang memiliki kualitas air yang cukup baik dari segi kejernihan, rasa, dan bau airnya yang normal. Untuk menuju kawasan pantai Cijayana terdapat jalan raya dengan kelas; jalan kecamatan yang mempunyai lebar 3 m, terdapat jalan akses menuju lokasi pantai dengan lebar jalan 3 m dan panjang < 1 km dengan kualitas yang cukup. Sedangkan untuk transportasinya terdapat kendaraan umum yang berupa ojek dengan biaya berkisar Rp. 2000-5000 / orang (dari kampung terdekat ke lokasi pantai). Fasilitas pendukung yang ada di pemukiman terdekat yaitu berupa warung; yang terdapat di depan jalan masuk ke lokasi pantai, tempat ibadah berupa musholla penduduk,fasilitas kesehatan berupa Puskesmas pembantu, dan fasilitas keamanan desa setempat yang menunjang keamanan menuju ke lokasi.

Pantai ini memiliki danau kecil di lokasi tepi pantainya. Dan kegiatan yang bisa dilakukan di pantai yang masih belum terkelola ini adalah ; menikmati pemandangan, fotografi, memancing, piknik, berjemur, jalan-jalan, dan bermain di tepi pantai. Adapun pola kepemilikan lahan dari kawasan pantai Cijayana adalah tanah desa yang diperuntukkan guna pertanian, alokasi tempat pariwisata, dan sebagian besar masih berupa tanah kosong yang belum dikelola.

Objek Wisata Makam Jafar Sidik Garut Jawa Barat

Objek Wisata Makam Jafar Sidik Garut Jawa Barat

Lingkungan Alam Fisik

Makam Jafar Umar Sidik berjarak 300 m dari ibukota kecamatan, dan 15 km dari ibukota Kabupaten Garut, dengan batas administrasi disebelah utara berbatasan dengan Desa Cibiuk Kaler, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cibiuk Kidul, disebelah timur berbatasan dengan Desa Sindang Suka dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Hegar Sari.

Aktivitas yang bisa dilakukan di objek wisata ini ialah berziarah dan mempelajari kebudayaan, khususnya sejarah dan budaya Islam.

Aspek Khusus

Makam Jafar Umar Sidik merupakan objek wisata yang tergolong ke dalam atraksi budaya peninggalan sejarah dengan bentukan fisik (relic/artefac) berupa makam, dan terletak di Desa Cisareupan, Kecamatan Cibiuk. Kompleks makam ini luasnya 5 ha dan dikelola oleh Bapak Ustadz Ade dan masyarakat sekitar. Makam Jafar Umar Sidik terdiri dari empat makam utama yang kesemuanya merupakan kerabat dekat Jafar Umar Sidik dan penyebar agama Islam lainnya di daerah Garut, yaitu makam Eyang Abdul Jabar yang merupakan mertua Jafar Umar Sidik, makam Jafar Umar Sidik sendiri, makam Eyang Siti Fatimah yang merupakan istri Jafar Umar, dan makam Eyang Wali Muhamad Nur Kosim yang tidak lain adalah kakaknya. Keempat makam tersebut terletak berurutan sesuai dengan urutan penyebutannya dari atas ke bawah yang masing-masingnya dibatasi oleh pagar kayu.

 
Untuk mendukung kegiatan wisata tersedia berbagai fasilitas, baik yang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan ziarah maupun yang sifatnya tidak langsung diperuntukkan untuk kegiatan ziarah. Fasilitas yang tersedia di kawasan ini antara lain 7 buah kios jajanan dalam kondisi yang cukup baik, tempat parkir, toilet umum, shelter dan tempat ibadah. Kios Jajanan tersedia di sekitar kawasan terutama di sepanjang jalan setapak menuju makam. Kios jajanan ini berfungsi juga sebagai shelter karena dalam pembangunannya sengaja dibentuk sekaligus sebagai tempat beristirahat dengan kapasitas dan struktur bangunan yang memadai. Tempat parkir sebagai fasilitas pemberhentian kendaraan pribadi pengunjung disediakan oleh masyarakat desa tersebut dengan kapasitas maksimal 10 mobil dan permukaannya tidak dilapisi semen, dengan kondisi yang sedang dan vegetasi peneduh yang kurang memadai sehingga terkesan kurang terpelihara. Untuk kebutuhan fasilitas peribadatan terdapat mushola yang terletak dekat makam dan terbuat dari bilik dan bambu atau menggunakan mushola yang berada dekat pemukiman penduduk. Untuk fasilitas mendasar seperti toilet umum tersedia dua buah dengan kondisi yang kurang memadai karena bangunan fisik dan kebersihannya kurang terawat. Salah satu dari dua buah toilet umum tersebut terletak di area parkir.

Prasarana yang terdapat di kompleks makam ini seperti sumber air dan listrik tersedia dalam jumlah yang memadai. Untuk sumber air bersih terdapat sumur di sekitar kawasan makam yang pada saat musim kemarau debit airnya sangat kecil dan agak keruh. Sumber listrik digunakan untuk menerangi jalan di jalan setapak ke area makam yang berasal dari PLN.

Aksesibilitas

Ketika pengunjung mengunjungi makam tersebut maka akan melewati jalan Kecamatan Cibiuk yang panjangnya ? 140 m dengan kondisi aspal yang baik, dan melewati jalan desa sepanjang ? 80 m dan jalan setapak sepanjang 50-60 m yang berbentuk foothpath yang permukaannya dilapisi semen. Untuk menuju lokasi pengunjung dapat menggunakan angkutan pedesaan dengan trayek Limbangan ? Cibatu sampai awal jalan akses atau dapat menggunakan jasa ojeg dengan tarif Rp. 3.000 dari Limbangan sampai kawasan makam.

Objek Wisata Makam Godog Garut Jawa Barat

Makam Godog adalah makam yang terletak di lereng Gunung Karacak, tepatnya di Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut. Makam ini dipercaya sebagai makam Prabu Kean Santang, anak Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Informasi mengenai keberadaan makam Godog sebagai makan Kean Santang terdapat dalam beberapa naskah Sunda lama. Di antaranya Babad Godog, Babad Pasundan, dan Wawacan Prabu Kean Santang Aji. Dalam naskah-naskah tersebut diceritakan bahwa Kean Santang adalah putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Setelah memeluk Islam di Mekah, namanya berubah menjadi Sunan Rahmat. Karena setelah wafat dimakamkan di Godog, tokoh ini juga disebut Sunan Godog.

Kini makam Godog banyak didatangi penziarah. Oleh sebagian orang makam ini memang sangat dikeramatkan, karena Kean Santang sering disejajarkan dengan para wali yang berjasa dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Mereka yang datang bukan hanya dari wilayah Tatar Sunda saja, tetapi banyak pula yang datang dari luar Jawa.
Terletak di Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan. Sunan Godog dikenal dengan sebutan Prabu Kiansantang yang hidup pada abad ke 15 masehi, pada masa kerajaan yang diperintah oleh Prabu Siliwangi yang beragama Hindu. Beliau mempunyai dua anak diantaranya bernama Kiansantang (Sunan Rahmat) yang terkenal dengan kesaktiannya. Dia termasuk penyebar agama Islam di Pulau Jawa khususnya di kerajaan Padjajaran. Setelah menyebarkan agama Islam di daerah Garut, Sunan Rahmat kembali ked aerah Godog dan menetap sampai akhir hayatnya.

Objek Wisata Makam Godog Garut Jawa Barat
 
Sekarang makam tersebut banyak dikunjungi oleh para peziarah dan merupkan obyek wisata makam Godog. Adapun daya tarik yang terdapat di makam Godog (Sunan Rahmat) berupa makam yang dikeramatkan dan barang pusaka peninggalan masa lalu yang dirawat dengan baik, seperti golok, keris dan yang lainnya. Barang-barang tersebut setiap setahun sekali disusi dengan air bunga-bungaan dan iogosok dengan minyak wangi supaya tida berkarat. Baisanya dilakukan setiap tanggal 12 Mulud yang disebut upacara ?Ngalungsur? atau panjang jimat, sekaligus merupakan atraksi wisata ritual. Untuk mencapai makam Godog diperlukan waktu 40 menit atau kira-kira 11 Km dari pusat kota.

Terdapat 7 buah makam yang terdiri dari makam Kiai Santang yang terdapat pada ruang utama, makam Sembah Dalem Sarepeun Suci, Makam Sembah Dalem Sarepeun Agung, Sembah Dalem Kholipah Agung, dan Santuwaan Marjaya Suci yang kesemuanya berada pada ruang tertutup dengan ruangan yang berbeda dengan Makam Kiai Santang Kemudian di sebelah luar terdapat makam Syek Dora dan makam Sembah Pager Jaya yang berada pada ruang terbuka dengan letak yang terpisah. Sembah Pager jaya adalah penjaga makam pertama makam Godog dan keturunannya juga merupakan juru kunci atau kuncen makam tersebut. Sesepuh juru kunci kawasan Makam Keramat Godog adalah bapak H. Ahmad Endang.

Hal yang menarik dari Makam Keramat Godog salah satunya adalah mengenai sejarah atau legendanya yang menceritakan tentan Kian Santang atau Syek Sunan Rohmat. Kian Santang menurut sejarahnya merupakan putra dari Prabu Siliwangi dari 3 bersaudara yaitu Dewi Rara Santang, dan Walang Sungsang. Kian Santang lahir pada tahun 1315 Masehi di Pajajaran yang sekarang Bogor. Pada usia 22 tahun tepatnya tahun 1337 masehi Kian Santang diangkat menjadi Dalem Bogor ke II. Dari kecil hingga dewasa yaitu sampai usia 33 tahun tepatnya tahun 1348 masehi, Prabu Kian Santang belum ada yang menandingi kegagahannya dan kesaktiannya di sejagat pulau Jawa. Prabu Kian Santang meninggalkan Padjadjaran menuju tanah Mekah untuk bertemu tandingannya yaitu Sayyidina Ali. Setelah bertemu dengan Sayyidina Ali Kian Santang yang diganti namanya Galantrang Setra merasa terkalahkan dan enggan sehingga Galantrang Setra masuk Islam. Setelah itu Kian Santang bermaksud pulang ke Padjadjaran untuk menengok ayahnya Prabu Siliwangi dan saudara-saudaranya. Karena pada waktu itu Kian Santang belum bisa menyebarkan agama Islam dengan sempurna karena belum menguasai ajaran agama Islam beliau kembali ke Kota Mekah. Pada tahun 1362 masehi Prabu Kian Santang kembali ke tanah Jawa untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa.
Ke halaman sebelumnya

All Rights Reserved. 2014 Copyright PICKER

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : inigarutku

Top