Tampilkan postingan dengan label Wisata Garut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Garut. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Maret 2016

Objek Wisata Kampung Dukuh Garut Jawa Barat

Objek Wisata Kampung Dukuh Garut Jawa Barat

Kampung Dukuh termasuk dalam kawasan Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet. Jarak kampung dukuh dari desa Cijambekurang lebih 1,5 Km, sedangkan dari pusat kota kurang lebih 101 Km. untuk mencapai lokasi ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi atau juga dengan kendaraan umum sampai Kecamatan Cikelet, dilanjutkan dengan jasa angkutan ojeg sampai lokasi. Luas kampung Dukuh kurang lebih 1,5 Ha, terdiri atas 3 bagian atau daerah, yaitu Dukuh Dalam, Dukuh Luar, dan Makam Karomah.

Kampung Dukuh merupakan salah satu perkampungan tradisional (kampung adat) yang masih menganut kepercayaan nenek moyang, masyarakat masih mematuhi Kasuaran Karuhun ( Tabu/Nasihat Leluhur)

Keunikannya adalah keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat. Terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah yang bertingkat. Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur. Upacara Moros salah satu manisfestasi masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah menjelang Idul Fitri dan Idul Adha. Ciri khas lainnya tidak terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal perkembangan ilmu dan teknologi.

Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat.. Idealisme itu berpengaruh kepada bentukan bangunan di Kampung Dukuh yang tidak membolehkan penggunaan dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini dilandasi alas an bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu sistem masyarakat menjadi tidak harmonis. Di Kampung Dukuh juga tidak diperkenankan adanya prasarana listrik dan pemasangan televisi serta radio yang dipercaya selain mendatangkan manfaat yang banyak juga mendatangkan kemudaratan yang tinggi juga. Alat makan yang digunakan juga terbuat dari pepohonan seperti khalayaknya bangunan, seperti bambu batok kelapa dan kayu lainnya. Material tersebut dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut tidak mudah hancur/ pecah dan dapat menyerap kotoran.

Luas keseluruhan Kampung Dukuh seluas 10 hektar yang tediri dari 7 hektar bagian dari Kampung Dukuh Luar, 1 hektar bagian dari Kampung Dukuh Dalam dan sisanya merupakan lahan kosong atau lahan produksi. Di dalam Kampung Dukuh juga terdapat area yang disebut dengan wilayah Karomah yang merupakan tempat dimana Makam Syekh Abdul Jalil. Di dalam kawasan Kampung Dukuh terdapat 42 rumah dan bangunan Mesjid. Dengan 40 Kepala keluarga serta jumlah penduduk 172 orang untuk Kampung Dukuh Dalam dan 70 kepala keluarga untuk Kampung Dukuh Luar. Mata pencaharian utama adalah bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, memelihara ikan dan usaha penggilingan padi. 


 
Pola budaya juga berpengaruh pada aspek non fisik seperti ritual budaya, antara lain :
-Ngahaturan tuang merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat Kampung Dukuh atau pengunjung yang berasal dari luar apabila memiliki keinginan-keinginan tertentu seperti kelancaran dalam usaha, perkawinan, jodoh, dengan memberikan bahan makanan seperti garam, kelapa, telur ayam, kambing atau lainnya sesuai kemampuan.
-Nyanggakeun merupakan suatu kegiatan penyerahan sebagian hasil pertanian kepada kuncen untuk diberkahi. Masyarakat tidak diperbolehkan memakan hasil panennya sebelum melakukan kegiatan Nyanggakeun.
-Tilu Waktos merupakan ritual yang dilakukan oleh kuncen yaitu dengan membawa makanan ke dalam Bumi Alit atau Bumi Lebet untuk tawasul. Kuncen membawa sebagian makanan ke Bumi Allit lalu berdoa. Biasa dilakukan pada hari raya 1 Syawal, 10 Rayagung, 12 Maulud, 10 Muharam.
-Manuja adalah penyerahan bahan makanan dari hasil bumi kepada Kuncen untuk diberkati pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha untuk maksud perayaan.
-Moros merupakan kebiasaan untuk menyerahkan hasil-hasil bumi yang dimiliki kepada aparat pemerintah seperti lurah dan camat.
-Cebor Opat Puluh adalah mandi dengan empat puluh kali siraman dengan air dari pancuran dan dicampur dengan air khusus yang telah diberi doa-doa pada jamban umum.
-Jaroh merupakan siuatu bentuk aktivitas berziarah ke makam Syekh Abdul Jalil. Tetapi sebelumnya harus melakukan mandi cebor opat puluh dan mengambil air wudhu serta menanggalkan semua perhiasan serta menggunakan pakaian yang tidak bercorak.
-Shawalatan dilakukan pada hari Jumat di rumah kuncen. Shalawatan Karmilah sejumlah 4444 yang dihitung dengan menggunakan batu.
-Sebelasan dilakukan setiap tanggal 11 dalam perhitungan bulan Islam dengan membaca Marekah.
-Terbang Gembrung merupakan kegiatan yang dilakukan pada tanggal 12 Maulud yang dilakukan para orang tua Kampung Dukuh.
-Terbang Sejak merupakan suatu pertunjukan pada saat perayaan seperti khitanan dan pernikahan. Pertunjukkan terbang sejak ini merupakan pertunjukan debus.

Terdapat juga hari-hari penting dan hari besar Kampung Dukuh, seperti :
-10 Muharam
-12 Maulud
-27 Rajab
-1 Syawal
-1 Syawal Idul Fitri
-10 Rayagung

Hari-hari penting :
-Hari Sabtu (Pelaksanaan Ziarah)
-Rebo Welasan (Hari terakhir pada bulan Sapar dimana semua sumber air yang digunakan oleh masyarakat diberi jimat sebagai penolak baladan, biasanya diwajibkan mandi)
-14 Maulud (Pada hari ini dipercaya adalah hari yang paling baik untuk menguji dan mencari ilmu kepada para guru dengan melakukan cebor opat puluh).
30 Bewah (menyiapkan puasa di bulan Ramadhan)

Objek Wisata Kampung Bali Cibatu Garut Jawa Barat

Mau Berwisata Budaya di kabupaten garut dengan suasana seperti di pulau dewata yang sudah terkenal keseluruh dunia? jangan lewatkan untuk singgah dan Berkunjung ke kampung bali cibatu garut,  kini sudah hadir sebuah perkampungan yang di design dengan Nuansa pulau dewata letak Pasulukan Loka

 Gandasasmita berada di Jln Ki Hajar Dewantara, Sarmanjah 17, Cibunar, Cibatu Garut Jawa Barat salah satu pilihan anda untuk menikmati wisata Budaya di kota Garut . berada di Jalur Cibatu - Sasak Beusi.Selain keindahan design bangunan keraton dan memiliki koleksi ribuan benda pusaka anda  juga bisa menikmati  lingkungan alamnya yang asri lebat dan hijaunya pepohonan. Yang paling Favourite suasana di Gazeebo yang pemandangannya langsung menghadap sungai Cimanuk.

Wahana Wisata Keraton dan Cagar Alam ini didirikan di atas tanah seluas 30 ha.wisata budaya ini di prakarsai oleh KRAT. Ki. H. Derajat Hadiningrat yang dibangun beberapa tahun lalu Pasulukan Loka Gandasasmita dibangun dalam waktu tidak terlalu lama wahana wisata tercipta karena kecintaan KRAT. Ki. H. Derajat Hadiningrat untuk mempertahankan budaya nusantara

Berwisata di Pasulukan Loka Gandasasmita Cibatu Garut akan menambah wawasan dan pengalaman baru terutama untuk anak-anak anda supaya lebih mengenal sejarah dan kebudayaan bangsa akan menanamkan rasa kecintaan yang lebih kepada ibu pertiwi, disini memiliki berbagai keraton di antaranya Pendhapi Kyai Ageng Adhiyaksa, Pendhapi Kyai Ageng Kismantoro, Pendhapi Sang Prabu Kencana Wulung, Pendhapi Kepatihan, Pendhapi Kaputren, Pendhapi Agung Kanjeng Kyai Widoro Kandang, dan Graha Liman Kencana, Gedung dengan koleksi ribuan keris dan benda pusaka lainnya seperti : 

Keris Ken Dedes, Senjata yang di genggam saat patih Gadjah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, Kudjang Prabu Siliwangi , beberapa Senjata Pusaka milik Kerajaan Malaysia dan ribuan senjata lainnya yang dibuat oleh Mpu waktu itu, Al Qur'an Tulisan Tangan Sunan Gunung Djati,Setiap Bangunan di kirim langsung dari Keraton Surakarta dan memiliki perbedaan masing-masing pada setiap bangunannya

Terdapat  bangunan yang menjadi tempat beristirahat para kesatria andal, terdapat bangunan tempatnya para pemaysuri  dan putri raja, terdapat bangunan yang menjadi tempat untuk menempa mental para patih kerajaan, sampai dengan bangunan yang dijadikan tempat bermusyawarah para  pejabat kerajaan untuk mengambil keputusan pemerintahan

Rute dan lokasi Kampung bali Cibatu


Bila kita mengambil arah dari pasar Cibatu, atau di stasiun kereta hanya menempuh perjalanan kurang lebih 2 Kilometer. jika anda mengambil dari arah garut kota terminal guntur memakan waktu sekitar 30-45 menit harga Tiket masuk ke Kampung Bali cibatu  Rp. 20.000,- murah bukan? saja. Namun bila wisatawan ingin melihat benda - benda cagar budaya yang indoor, di kampung bali di kenakan tiket tambahan dan fee guide, bila ingin mengajak keluarga besar atau karyawan dari perusahaan , disini juga tersedia paket untuk rombongan berikut Rinciannya untuk anda jika hendak berkunjung ke salah satu destinasi wisata budaya yang ada di kabupaten garut biaya paket yang di tawarkan tentu terjangkau alias murah jika berkunjung dalan jumlah lebih banyak

Paket Ekslusif  Wahana Wisata Keraton  (Minimal 50 Orang) :


Harga Rp. 100.000,- / person (waktu 6 jam)
Biaya tersebut meliputi :
Fasilitas makan 1x, snack, air minum
Keliling lokasi wisata
Sarana permainan anak
Menyediakan tempat program edukasi
Tambulapot (Tanaman Bunga dalam Pot)

Paket Medium Wahana Wisata Keraton  (Minimal 50 Orang) :


Harga Rp. 75.000,- / person (Waktu 5 Jam)
Biaya meliputi :
Fasilitas makan 1x, snack, air minum
Sarana permainan anak
Menyediakan tempat program edukasi

Paket Hemat Wahana Wisata Keraton  (Minimal 50 Orang) :


Harga Rp. 50.000,- / person (Waktu 4 Jam)
Fasilitas makan 1x, snack, air minum

Biaya kunjungan ke  Kampung Bali cibatu | Pasulukan Loka Gandasasmita tanpa fasilitas :
Dewasa : Rp. 20.000,-
Anak-anak (umur 7-12 tahun) : Rp. 10.000,-

Paket Pre Wedding :


Outdoor Rp. 500.000,-
Indoor & Outdoor Ro. 1.500.000,-

Paket Menginap di Kampung Bali Garut :

1. Pedhapi Giri Mulyo

Weekend : Rp. 1.800.000,-
Weekday : Rp. 1.200.000,-

2. Pedhapi Kepatihan

Weekend : Rp. 1.000.000,-
Weekday : Rp.    600.000,-

Objek Wisata Garut Leuweung Sancang

Hutan Sancang merupakan hutan alami, dan terletak di bagian selatan Kabupaten Garut (berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya), tepatnya di Desa Sancang Kecamatan Cibalong dan memiliki luas 2.157 ha. Wilayah ini berada di ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut, dan mempunyai konfigurasi umum tahan yang datar hanya terdapat tebing-tebing curam di sebagian pesisir pantai, khususnya di daerah sebelah timur yaitu wilayah Karang Gajah. Hutan yang langsung bersentuhan dengan Samudra Indonesia ini mempunyai temperatur rata-rata 27°C per tahun, dengan suhu antara 17°C-28°C. Material tanahnya berpasir dan tanah gambut di bagian pesisir, sedangkan di daerah yang mempunyai radius 200 m dari garis pantai memiliki material tanah daratan pada umumnya, yaitu tanah hitam berbatu dengan tingkat kestabilan dan daya serap tanah yang cukup baik. Kondisi lingkungan wilayah Hutan Sancang termasuk ke dalam kategori bentang alam yang baik dan menarik serta unik. Hutan Sancang juga merupakan cagar alam yang dilindungi dan memiliki ekosistem hutan hujan tropis.
Kualitas lingkungan dan kebersihannya pun masih terjaga, walaupun di bagian timur, yaitu di pesisir pantai, terdapat pondok nelayan yang menetap dan memanfaatkan lahan di area konservasi ini. Di hutan ini tidak terdapat pencemaran (air, tanah, udara, sampah atau vandalisme), akan tetapi sering terjadi penebangan liar, perambahan hutan dan penjarahan/pencurian kayu, khususnya kayu meranti merah yang tergolong tumbuhan langka. Perambahan hutan tersebut telah menurunkan tingkat dan kualitas lingkungan Hutan Sancang dan menyebabkan kerusakan yang cukup serius. Pada saat ini perusakan Cagar Alam Hutan Sancang telah mencapai 200 ha, hal tersebut, juga sangat berpengaruh bagi kelangsungan ekosistem setempat. Apabila dilihat dari segi visabilitas, hutan Sancang memiliki tingkat pandang yang bebas dengan panorama alam yang indah dan eksotis, namun apabila berada di dalam hutannya, maka akan sulit untuk melihat kearah pantai karena susunan tumbuhan/pepohonan di Hutan Sancang sangat rapat. Daya tarik utama yang terdapat di cagar alam ini adalah hutan yang masih asri dengan ekosistem yang unik dan pemandangan alam indah. Di hutan ini terdapat hutan bakau, sungai, berbagai jenis flora dan fauna, dan gugusan-gugusan batu yang menimbulkan panorama alam yang unik. Flora dominan yang terdapat di Hutan Sancang antara lain pohon ketapang, pohon bakau, tumbuhan sorea, palahlar (dipterocarpus spee.div), serta jenis tumbuhan / flora pantai seperti agar-agar laut (gracilaria), SP1, terumbu karang (afluda Mutica), paris (mycrophyllum bracilieneis), kades (gelidium lam) dan juga flora lain yang beragam jenisnya termasuk pohon meranti merah dan pohon Kaboa (dipteroearpus gracilis) yang langka. Sedangkan fauna yang dominan di hutan ini antara lain banteng (bos sonda/cus), macan tutul, monyet, lutung, burung merak (papo mut/eus), dan binatang umum lainnya
Adapun batas alam dari hutan Sancang ini adalah sebagai berikut:
    Utara     : Perkebunan karet Mira-mare
    Selatan   : Samudra Indonesia
    Timur     : Sungai Cikaengan
Hutan Sancang yang merupakan salah satu cagar alam di Indonesia yang bertaraf Internasional yang belum tersentuh oleh fasilitas pariwisata secara khusus. Untuk fasilitas penunjang di Hutan Sancang hanya terdapat 1 pos jagawana serta petugas yang beljumlah 180 orang. Untuk aktivitis yang dapat dikembangkan di Hutan ini adalah: tracking, fotografi, menelusuri hutan, penelitian ekosistem alam, memancing, berkemah, dan aktivitas-aktivitas yang tidak merusak dan mengganggu ekosistem hutan. Adapun mayoritas pengunjung yang datang ke Hutan Sancang ini berasal dari Garut, Bandung dan Jakarta.
Landasan hukum kawasan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 116/Um/1959 tanggal 1 Juli dengan luas wilayah laut sekitar 150 ha dan ini dikelola oleh Departemet Kehutanan. [1]
Aspek Khusus
Hutan Sancang adalah hutan yang dilegendakan sebagai tempat tilem (tempat hilangnya) Prabu Siliwangi. Di hutan ini juga terdapat pohon Kaboa (mirip dengan pohon bakau/Mangrove) yang menurut kepercayaan setempat merupakan penjelmaan para prajurit Pajajaran yang setia kepada Prabu Siliwangi. Oleh karena itu hutan ini dipercaya sebagai hutan keramat yang memiliki daya magis bagi kalangan masyarakat lokal. Nama Sancang yang tersusun dari huruf-huruf SANCANG dipercaya memiliki arti khusus, yaitu :
S mempunyai arti : Sasakala asal usul carita sesepuh urang-urang sadaya, yang berarti Hutan Sancang merupakan tempat asal usul nenek moyang kita semua.
A rnempuilyai arti: Anu luhur tur ngahiang, yang berarti daerah Sancang adalah daerah keramat dan sejak zaman dahulu sudah dikenal.
N mempunyai arti: Nyata sarta talapakuran tah ku aranjeun manusa, yang berarti Hutan Sancang adalah nyata dan pertu untuk dikaji oleh setiap manusia.
C mempunyai arti: Cacandran carita sesepuh urang sadaya, yang berarti Sancang adalah asal usul cerita tentang nenek moyang kita semua.
A yang kedua mempunyai arti : Aya nya carita Pasundan / Padjajaran, yang berarti asal-mula dari kerajaan Pasundan dan Padjajaran.
N mempunyai arti: Negri Padjajaran tilas Siliwangi, yang berarti Hutan Sancang merupakan salah satu wilayah negeri Padjajaran peninggalan Siliwangi.
G mempunyai arti: Goib di Sancang Pameungpeuk Garut, yang berarti Hutan Sancang mempunyai cerita gaib dan setiap manusia harus mempercayai hal gaib seperti Tuhan YME yang sifatnya gaib.
Seperti pada kawasan konservasi umumnya, tidak ada sarana pariwisata di hutan ini, baik yang berupa fasilitas akomodasi ataupun rumah makan, tetapi apabila pengunjung ingin bermalam dapat menggunakan fasilitas akomodasi terdekat yang terletak di Kecamatan Pameungpeuk. Untuk fasilitas rumah makan juga terdapat di Kecamatan Pameungpeuk. Adapun jarak yang akan ditempuh sekitar 13 km dari pusat pemerintahan kecamatan.
Aksesibilitas Menuju Objek
Objek wisata ini bejarak 2 km dari pusat Kecamatan Pameungpeuk, 20 km dari kota Kabupaten Garut. dan 180 km dari Bandung. Objek ini dapat dicapai dari dua tempat, yaitu Pameungpeuk dan Pantai Cijeruk Indah. Untuk mencapai ke sana, dari Pameungpeuk pengunjung dapat menggunakan bus ke jurusan perkebunan karet Mira-Mare yang rutenya melalui pinggir kawasan dengan tarif Rp.3.000/orang, atau angkot dengan tarif Rp.4.000/orang. Apabila menggunakan ojeg, tarifnya Rp.7.500 dari Pameungpeuk dan Rp. 3.500,- dari pantai Cijeruk indah.
Bus yang melalui daerah ini hanya 3 bus/hari. Jalan menunju ke hutan ini adalah kelas jalan kecamatan dan dengan lebar jalan 3 m, dan jalan desa selebar 2,5 m, serta jalan setapak (foot trail) selebar 0,5 m. Pada umumnya kondisi jalan dalam keadaan sedang diperbaiki. di antaranya dalam kondisi rusak, jalan kelas V sepanjang 75 km dengan kondisi rusak. Jembatan berjumlah 5 buah jembatan beton sepanjang 27 m.

Objek Wisata Garut Curug Orok

Curug Orok memiliki ketinggian sekitar 45 m dan berada di ketinggian 250 meter di atas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahan berbukit karena letaknya di kaki gunung Papandayan. 
Curug ini terdiri dari dua buah curug yaitu curug besar yang mana aliran airnya jatuh langsung dari atas tebing yang berasal dari aliran sungai di atasnya. Limpahan curahan air ini membentuk kolam air dibawahnya.  Kolam ini cukup besar dan tidak terlalu dalam sehingga dapat digunakan untuk sekedar mandi ataupun berendam.  Sedangkan curug yang kecil terdiri dari beberapa kucuran air yang keluar dari rembesan dinding tebingnya.

Tak jauh dari curug ini sekitar 500 m juga terdapat curug lain yang bernama Curug Kembar.  Curug ini masih satu aliran air dengan Curug Orok.

Sebelum bernama  Curug Orok, curug ini bernama Curug Sanghyang Prabu Gebur. Nama Curug Orok konon berasal dari cerita masyarakat setempat tentang seorang wanita yang pernah membuang bayi hasil hubungan gelap di curug tersebut pada tahun 1968.
 

All Rights Reserved. 2014 Copyright PICKER

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : inigarutku

Top