Pantai Karang Paranje adalah objek wisata pantai yang berada di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut
Kondisi Fisik
Pantai ini memiliki temperatur antara 17 - 27°C. Sinar matahari di
pantai ini rata-rata terik dan mempunyai tiupan angin yang besar. Pantai
ini mempunyai potensi wisata berupa keindahan alam pantai dengan
terdapatnya gugusan karang di tepi pantai, sehingga pantai ini memiliki
keunikan dan daya tarik tersendiri. Di pantai ini juga dapat dinikmati
suasana sore yang eksotis dari matahari terbenam (sunset) secara jelas.
Luas area pantai ini 9 ha dengan luas kawasan sebesar 12-13 ha. Dari
keseluruhan luas tersebut belum ada area yang dibangun untuk fasilitas
pariwisata, dan hanya digunakan sebagai pemukiman penduduk, dan yang
sama sekali belum digunakan untuk apapun sebesar 4 ha. Akan tetapi
masyarakat setempat telah menyiapkan area tertentu yang akan
dimanfaatkan untuk sektor Pariwisata. Di pantai ini hanya terdapat
sebuah lapangan bola dan jembatan yang menghubungkan antara daratan
dengan pesisir pantai Karang Paranje, serta sebuah danau alami yang
sering digunakan masyarakat untuk menangkap ikan.
Pantai ini memiliki konfigurasi lahan datar dengan kemiringan yang
landai serta stabilitas tanah dan daya serap tanah yang baik. Jenis
material tanah pesisir pantai berupa pasir halus berwarna putih dan
gugusan batu karang yang membantang di daerah pesisir pantai. Perairan
pantai berwarna biru, dengan bau air dan temperatur yang normal, serta
kemiringan dasar laut yang sedang. Pantai ini termasuk kedalam kategori
pantai yang stabil karena tingkat abrasi yang kecil dan memiliki tinggi
gelombang rata-rata sebesar 1-2 m.
Rumput laut merupakan flora laut yang dominan, sedangkan fauna laut yang
dominan adalah ikan kecil, kerang dan siput. Salah satu keindahan
pantai Karang Paranje adalah pasir yang berwarna putih bersih dengan
panjang tepi pantai lebih dari 2.000 meter dan lebar 100-200 meter.
Untuk daerah tepi pantai flora dominannya adalah pandan bidur yang
daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat anyaman.
Kualitas dan kebersihan lingkungan pantai tergolong baik, karena pantai
ini memang belum tersentuh pembangunan sarana sekali. Secara umum di
pantai ini tidak ditemukan berbagai bentuk pencemaran (air, udara, dan
tanah), serta tidak terdapat vandalisme dan pencemaran sampah. Dan juga
pantai ini memiliki visabilitis bebas, dan tingkat kebisingan yang
rendah.
Batas administrasi dari Pantai Karang Paranje ini adalah sebagai di
sebelah utara berbatasan dengan Desa Singajaya, sebelah barat dengan
kota Pameungpeuk, sebelah selatan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah
timur dengan Desa Cipatujah. Sedangkan batas alam pantai Karang Paranje
adalah:
Utara : Perkebunan karet Mira-mare
Barat : Sungai Cimerak
Selatan : Samudra Hindia
Timur : Pantai Cijeruk Indah
Sumber air bersih hanya terdapat di lingkungan pemukiman penduduk yang
bersumber dari sumur-sumur penduduk, dan jarak sumber air ke area pantai
sejauh 300 m. Untuk instalasi listrik hanya terdapat di pemukiman
penduduk, sedangkan di area pantai belum terdapat instalasi listrik,
sistem komunikasi, sistem pembuangan limbah.
Kegiatan wisata yang bisa dilakukan di pantai ini adalah menikmati
pemandangan pantai (sightseeing), memancing, fotografi, bermain di
pantai, berjalan-jalan, dan melihat matahari tenggelam (sunset).
Aktivitas yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain berperahu,
berjemur, spooning nook, dan olah raga air.
Karena Pantai Karang Paranje belum begitu dikenal, maka untuk sementara
ini mayoritas pengunjung yang datang ke pantai ini hanya berasal dari
Garut. Aspek legal dan kebijakan objek wisata ini masih dalam proses
pengaturan Pemda Kabupaten Garut, sedangkan pengelolaannya oleh Kelompok
Penggerak Pariwisata (Kompepar) dan status kepemilikannya dimiliki oleh
masyarakat local.
Aspek Khusus
Pantai Karang Paranje yang tenang, indah dan damai ini ternyata memiliki
kaitan erat dengan sebuah centa masyarakat lokal yang menjelaskan asal
usul nama pantai ini. Konon kabarya pantai ini dijadikan tempat
persembunyian seorang putri. Pada zaman dahulu kala hidup seorang putri
raja yang cantik jelita dan sangat menyukai sabung ayam (adu ayam).
Kemudian ayah Sang Putri ingin mencarikan jodoh untuk anaknya, dan untuk
memilih para calon pendamping Sang Putri maka diadakanlah sayembara
memperebutkan Sang Putri. Apabila ada para peserta kesatria tersebut ada
yang berhasil mengalahkan seluruh lawan-lawannya, maka kesatria
tersebut akan dinikahkan dengan Sang Putn. Singkat cerita, temyata
sayembara tersebut dimenangkan oleh seorang kesatria yang buruk rupa
sehingga Sang Putri tidak mau dipersunting oleh kesatria buruk rupa
tersebut, dan kemudian Sang Putri lalu melangkah ke sebuah pantai yang
berbatu dan bersembunyi di balik karang-karang yang berada di tepi
pantai tersebut dengan membawa ayam aduan kesayangannya. Karena melihat
anaknya tidak ada di tempat, Sang Raja kemudian mengirim pasukan untuk
mencari anaknya tersebut. Setelah berhari-hari mencari, Sang Putri tetap
tidak ditemukan.
Kemudian salah seorang pembantu raja mencarinya di daerah pantai. Ketika
sedang melakukan pencarian di pagi hari, ia mendengar suara ayam jantan
berkokok dari balik gugusan batu. Kemudian ia menghampiri suara ayam
tersebut, setelah tiba di tempat asal sumber suara, para pembantu raja
tersebut menemukan Sang Putri. Rupanya ayam jantan yang berkokok
tersebut adalah ayam aduan kesayangan milik putri tersebut. Oleh karena
itu pantai ini diberi nama Karang Paranje, kata karang diberikan karena
di pantai tersebut terdapat gugusan karang di pesisir pantainya.
Sedangkan kata paranje diberikan karena kata paranje mempunyai arti
kurungan ayam (tempat ayam) yang dihubungkan oleh kokokan ayam jantan
milik Sang Putri. Demikian asal mula pantai tersabut diberi nama Karang
Paranje yang dihubungkan dengan cerita rakyat setempat.
Sarana yang terdapat di area pantai hanyal sebuah tempat parkir dengan
kondisi yang kurang baik, dan permukaan berupa tanah dengan vegetasi
peneduh yang kurang memadai. Sarana penunjang dari pantai tersebut
berasal dari fasilitas umum terdekat berupa masjid dan musholla,
fasilitas kesehatan dan fasilitas keamanan, yang seluruhnya terdapat di
pemukiman penduduk. Fasilitas akomodasi belum terdapat di kawasan pantal
ini. Tetapi apabila pengunjung ingin bermalam dapat menggunakan
fasilitas akomodasi terdekat yang terletak di Kecamatan Pameungpeuk.
demikian juga dengan rumah makan, yang bejarak 6 km.[1]
Aksesibilitas
Untuk mencapai pantai Karang Paranje alat transportasi yang tersedia
adalah kendaraan umum yang melewati kawasan tersebut yaitu bus dengan
tarif Rp. 12.000/orang, ojeg dengan tarif Rp. 25.000 /orang, dan
angkutan kota tarif Rp. 5.000-6.000 /orang. Waktu operasi transportasi
menuju kawasan ini dari jam 5 pagi hingga jam 5 sore.
Aksesibilitas yang terdapat di kawasan ini berupa jalan raya dengan
kelas jalan kecamatan selebar 3 m yang menghubungkan Kecamatan
Pameungpeuk dengan perkebunan Mira-mare, dan jalan akses dengan lebar 2 m
yang memiliki kualitas jalan yang cukup, serta jalan setapak selebar
0,5-1 m dengan kualitas cukup. Dari segi keamanan sepanjang jalan, jalan
menuju pantai ini dikategorikan baik